Mohon tunggu...
Ferdinan Sutjiadi
Ferdinan Sutjiadi Mohon Tunggu... Freelancer - DATA PRIBADI

LAHIR DI JAKARTA 15 MEI 1962 PRIA BERKELUARGA DENGAN 1 ISTRI , 2 ANAK PENDIDIKAN S2 PEKERJAAN PENSIUNAN KARYAWAN SWASTA AGEN PROPERTI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jangan Takut tapi Ora et Labora

29 November 2020   12:40 Diperbarui: 29 November 2020   12:54 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah selesai cetak sep segera saya ke poli alergi imunologi dilantai  5 dg jalan agar cepat n sambil olah raga. Ternyata registrasi di Poli berjalan sangat lancar krn tidak ada antrian pasien lagi bahkan di SEP no antrian saya no 16, tapi di Poli saya dapat  antrian no 6. Semula saya berpikir antrian pasti panjang karena saya datang terlalu siang. 

Saya bersayaukur karena tidak lama setelah registrasi, suster segert memanggil saya unt pemeriksaan tensi, dll serta unt mengisi data2 umum di rekam medis. Dan beberapa saat kemudian saya dipanggil dokter unt pemeriksaan Rupanya Tuhan kemudian kasihan terhadap saya dengan memberikan kemudahan saat melalui proses di Poliklinik.  Dan semua kelengkapan Dokumen yang saya bawa terpakai bahwa ada yang lebih, ini artinya persiapan dan bagian yang saya kerjakan dengan maksimal terbukti berguna.

Sehabis dari dokter proses berikut untuk mengambil obat di apotek, ada lagi perubahan yg tidak terduga yaitu antrian lebih panjang dari biasanya baik di apotik lantai 2. Juga di apotik satelit lantai 1, biasanya saya tinggal menaruh protol (dokumen permintaan obat) kali ini harus menunggu panggilan berdasarkan tiket no urut, baru menyerahkan protocol. 

Saya memang harus mengambil obat di dua apotik karena tidak semua obat saya tidak tersedia di salah satu apotik. Tapi secara keseluruhan tetap berjalan baik. Saat mengantri obat kurang lebih jam 11.30 SD jam 13.40 turun hujan. Rupanya waktu unt menunggu obat sudah Tuhan atur bersamaan dengan datangnya hujan, jadi saat obat selesai saya tidak perlu menungu lama kita2 20 mnt kemudian saya bisa pesan ojol unt pulang tanpa kehujanan. Sungguh sebagai manusia kita benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi sedetikpun didepan kita, namun dalam pengaturan Tuhan, semuanya dapat berjalan sempurna dan efektif

Dari pengalaman ini Tuhan membuktikan dan mengajar saya untuk tidak Takut menghadapi hari esok.

Hari esok bukanlah tg berikut, melainkan jam, atw menit bahkan detik berikut dari saat ini. Yang memang sama sekali tidak dapat kita kontrol tapi sepenuhnya di bawa kendali Tuhan.  Ketika semua orang khusus nya di jakarta sedang merayakan pergantian tahun 2019 ke 2020 tidak ada yg tahu bahwa pagi subuh 1 Jan 2020 Jakarta akan di landa banjir. Demikian juga sekitar maret waktu Wuhan dilanda covid semua negara gagap menghadapi covid yg kecil dan tidak bisa dilihat serta dampak ekonomi Covid yg benar-benar tidak terduga siapapun.

Namun Tuhan mengajarkan kita untuk menyerahkan kekhawatiran kita kepadaNya dalam doa dan permohonan. Doa yg dimaksud Tuhan bukanlah doa agar segala kehendak (expectasi kita) dikabulkanNya. Tetapi doa yang merupakan sikap mempercayakan diri kita pada pimpinan Tuhan dan rela agar segala kehendakNya yang terbaik terjadi atas kita. Yang terbaik dari Tuhan untuk kita bukanlah semata mata kondisi nyaman dan sukses untuk diri kita saat ini tapi kebaikan Tuhan yang bisa dirasakan semua orang yang terkait dengan kita dan pad waktu yang tepat. Karena kita manusia yg penuh kelemahan dan tidak tahu masa depan, sehingga expectasi kita belum tentu bahkan sering kali bukanlah hal yg terbaik bagi kita. Hanya Tuhanlah tahu yang terbaik bagi kita dimasa depan.

Namun mempercayakan diri ataw berserah kepada Tuhan bukan berarti kita tidak perlu melakukan apapun. Sebaliknya kita harus melakukan bagian kita mulai dari persiapan dan pelaksaan segala sesuatu sesuai dengan aturan Tuhan. Untuk pelajar tentunya belajar mengerjakan tegas dengan baik. Dalam. Menghadapi Covid bagian kita adalah menerapkan Protokol kesehatan agar kita tidak terkena Covid dan tidak menjadi penyebar Covid.

Demikianlah kita tidak perlu Takut dengan ancaman Covid dan tantangan kehidupan lainnya, tapi Berdoa untuk meminta pimpinan kekuatan dan penyerahan diri agar Tuhan bertindak menurut caranya waktunya sehingga kita memperoleh bagian yg terbaik. Penyerahan diri ini harus dilaksakan dengan melakukan bagian pekerjaan kita dengan semaksimal mungkin menurut cara Tuhan. (Ora et labora)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun