Mohon tunggu...
Ferdinan Sutjiadi
Ferdinan Sutjiadi Mohon Tunggu... Freelancer - DATA PRIBADI

LAHIR DI JAKARTA 15 MEI 1962 PRIA BERKELUARGA DENGAN 1 ISTRI , 2 ANAK PENDIDIKAN S2 PEKERJAAN PENSIUNAN KARYAWAN SWASTA AGEN PROPERTI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jangan Takut tapi Ora et Labora

29 November 2020   12:40 Diperbarui: 29 November 2020   12:54 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam perjalanan saya ke RSCM dengan ojol untuk kontrol penyakit Lupus yang saya derita. Di tengah jalan saya teringat bahwa saya lupa membawa charger HP. Meski HP saya baru beli dan baterenya masih full, tapi ada juga kekhawatiran kalo tiba-tiba batere saya drop kemudian Hp off sehingga saya tidak bisa pesan ojol untuk pulang. Alternatif pulang dengan transjakarta saya hindari karena lebih riskan di masa covid ini.

Tapi saat saya kawatir, hati nurani saya mengatakan jangan takut dan jangan mengandalkan diri sendiri tapi andalkanlah Tuhan. Sebab 1 bulan sebelumya saat saya kontrol ke RSCM juga, saat itu saya masih memakai HP lama yang display-nya suka eror dan baterenya suka ngedrop, kalo di kisaran 20% sering tidak bisa dipakai untuk pesan ojol karena langsung mati. 

Kebetulan saat saya berangkat pada saat itu, saya tidak sempat mencharge HP sampai full, melainkan hanya 80%. Saat mau pulang kondisi baterai HP saya 50%. Seharusnya bisa pesan ojol. 

Tapi saat pesan tiba2 HP mati dan langsung restart, setelah on ternyata batere tinggal 26%. Sebagai antisipasi langsung ambil power bank. Tapi kabel power bank rupanya ada yang putus sehingga HP tidak bisa di-charge. Masalah tsb bertambah karena saat itu hujan tiba-tiba turun. Di situ saya panik. Saya doa agar hujan bisa reda dan HP tetap on unt pesan ojol. Puji Tuhan akhirnya hujan reda n dl posisi batere 26%, saya bisa pesan ojol sampe abang ojol datang HP tidak mati.

Melalui peristiwa bulan lalu saya diingatkan untuk tidak kawatir akan keadaan saya melainkan berserah kepada Tuhan. Bukankah Tuhan Yesus sudah berkata Janganlah kuatir akan hari esok karena hari esok punya kesusahan sendiri.. . (Mat 6:34).

Tapi kemudian ada pikiran lain di hati saya, kalau kita tidak perlu kawatir dan mengandalkan Tuhan maka saya tidak perlu repot 2 mempersiapkan diri dan bersusah payah berusaha (bekerja) donk. Karena dl Mat 6:26-29 Kristus mengatakan burung yg tidak menanam dan menuai diberi makan oleh Bapa demikian juga bunga bakung yang tumbuh tanpa bekerja dan tidak memintal dan menenun memiliki keindahan melebihi pakaian Salomo (org terkaya di dunia).

Sekali lagi suara hati saya menerangkan bahwa sekalipun burung tidak menanam burung harus melaksanakan bagiannya yg terbaik. Pagi dia terbang, indranya dipasang untuk mendapatkan ladang gandum ataw padi yg sudah menguning. Demikian juga bunga bakung dia harus menahan terik matahari yg menjadi sumber energi dan menahan air hujan untuk nutrisinya. Juga dengan bangsa Israel waktu perjalanan di gurun mereka di beri mana krn tidak bisa bercocok tanam, tapi mereka harus bangun pagi dan mengumpulkannya. Jadi hidup manusia adalah bentuk kerjasama antara Allah sebagai sumber segalanya yg baik dan manusia sebagai umatnya yang harus mengambil hal2 baik yang disediakan Allah dg ucapan syukur.

Pikiran saya tenang dan saya mau mengandalkan diri pada Mu dan tetap melakukan yg terbaik sebagai bagian saya. Sebagai balasan ketenangan pikiran suara hati saya kemudian menjawab oke, mari kita praktekan iman mu di RSCM sebentar lagi.
Sesampainya di RSCM ada beberapa hal yang saya asumsikan akan terjadi nyatanya tidak terjadi.tidak sedang ada hal hal yang tidak saya duga dan tidak harapkan terjadi.

Biasanya langkah pertama di RSCM adalah setelah melewati chek suhu langsung pasien dapat masuk ke lobi lewat pintu utama tanpa perlu antri. Tapi hari itu pintu lobi utama sudah ditutup dan setiap pasien rawat jalan yg akan kontrol diharuskan antri didepan pintu lain untuk mencegah penumpukan pasien di lobi. Pasien yg masuk dibagi dl rombongan @ 10 orang, interval waktu antara satu rombongan dengan rombongan berikut berkisar 5- 10 menit. 

Selepas antrian di pintu masuk, kami mengantri kembali untuk print SEP (surat yg mengijinkan unt dilakukan pemeriksaan). Ternyata pas data perjanjian dimasukan ada jawaban dari mesin pendaftaran bahwa sep baru bisa dicetakdicetak satu jam sebelum perjanjian, weleh2 saya tidak membaca bukti perjanjian dg jelas dimana sudah tertulis SEP bisa dicetak 1 jam sebelum wkt perjanjian. Biasanya Print SEP bisa dilakukan 2 jam sebelum waktu perjanjian.Waktu perjanjian jam 10. Saya datang ke mesin jam 8.30, yah jelas gagal. Weleh2 saya tidak benar-benar teliti mempersiapkan diri, sehingga datang kepagian. Banyak pasien lain juga mengalami hal yg sama.

Jam 9.00 akhirnya tiba saya dan pasien 2- lain segera antri lagi. Ternyata butuh kesabaran lagi karena SEP baru bisa dicetak setelah kami memasukan no perjanjian beberapa kali. Untung ada petugas yg mendampingi dan tiap pasien sama2 sabar dan maklum sehingga SEP tiap pasien bisa tercetak. Saya sendiri maklum akan keterlambatan ini karena server RSCM awalnya tidak dirancang unt menghadapi pasien yg membludak, sehingga saat ini Servernya lemot.

Setelah selesai cetak sep segera saya ke poli alergi imunologi dilantai  5 dg jalan agar cepat n sambil olah raga. Ternyata registrasi di Poli berjalan sangat lancar krn tidak ada antrian pasien lagi bahkan di SEP no antrian saya no 16, tapi di Poli saya dapat  antrian no 6. Semula saya berpikir antrian pasti panjang karena saya datang terlalu siang. 

Saya bersayaukur karena tidak lama setelah registrasi, suster segert memanggil saya unt pemeriksaan tensi, dll serta unt mengisi data2 umum di rekam medis. Dan beberapa saat kemudian saya dipanggil dokter unt pemeriksaan Rupanya Tuhan kemudian kasihan terhadap saya dengan memberikan kemudahan saat melalui proses di Poliklinik.  Dan semua kelengkapan Dokumen yang saya bawa terpakai bahwa ada yang lebih, ini artinya persiapan dan bagian yang saya kerjakan dengan maksimal terbukti berguna.

Sehabis dari dokter proses berikut untuk mengambil obat di apotek, ada lagi perubahan yg tidak terduga yaitu antrian lebih panjang dari biasanya baik di apotik lantai 2. Juga di apotik satelit lantai 1, biasanya saya tinggal menaruh protol (dokumen permintaan obat) kali ini harus menunggu panggilan berdasarkan tiket no urut, baru menyerahkan protocol. 

Saya memang harus mengambil obat di dua apotik karena tidak semua obat saya tidak tersedia di salah satu apotik. Tapi secara keseluruhan tetap berjalan baik. Saat mengantri obat kurang lebih jam 11.30 SD jam 13.40 turun hujan. Rupanya waktu unt menunggu obat sudah Tuhan atur bersamaan dengan datangnya hujan, jadi saat obat selesai saya tidak perlu menungu lama kita2 20 mnt kemudian saya bisa pesan ojol unt pulang tanpa kehujanan. Sungguh sebagai manusia kita benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi sedetikpun didepan kita, namun dalam pengaturan Tuhan, semuanya dapat berjalan sempurna dan efektif

Dari pengalaman ini Tuhan membuktikan dan mengajar saya untuk tidak Takut menghadapi hari esok.

Hari esok bukanlah tg berikut, melainkan jam, atw menit bahkan detik berikut dari saat ini. Yang memang sama sekali tidak dapat kita kontrol tapi sepenuhnya di bawa kendali Tuhan.  Ketika semua orang khusus nya di jakarta sedang merayakan pergantian tahun 2019 ke 2020 tidak ada yg tahu bahwa pagi subuh 1 Jan 2020 Jakarta akan di landa banjir. Demikian juga sekitar maret waktu Wuhan dilanda covid semua negara gagap menghadapi covid yg kecil dan tidak bisa dilihat serta dampak ekonomi Covid yg benar-benar tidak terduga siapapun.

Namun Tuhan mengajarkan kita untuk menyerahkan kekhawatiran kita kepadaNya dalam doa dan permohonan. Doa yg dimaksud Tuhan bukanlah doa agar segala kehendak (expectasi kita) dikabulkanNya. Tetapi doa yang merupakan sikap mempercayakan diri kita pada pimpinan Tuhan dan rela agar segala kehendakNya yang terbaik terjadi atas kita. Yang terbaik dari Tuhan untuk kita bukanlah semata mata kondisi nyaman dan sukses untuk diri kita saat ini tapi kebaikan Tuhan yang bisa dirasakan semua orang yang terkait dengan kita dan pad waktu yang tepat. Karena kita manusia yg penuh kelemahan dan tidak tahu masa depan, sehingga expectasi kita belum tentu bahkan sering kali bukanlah hal yg terbaik bagi kita. Hanya Tuhanlah tahu yang terbaik bagi kita dimasa depan.

Namun mempercayakan diri ataw berserah kepada Tuhan bukan berarti kita tidak perlu melakukan apapun. Sebaliknya kita harus melakukan bagian kita mulai dari persiapan dan pelaksaan segala sesuatu sesuai dengan aturan Tuhan. Untuk pelajar tentunya belajar mengerjakan tegas dengan baik. Dalam. Menghadapi Covid bagian kita adalah menerapkan Protokol kesehatan agar kita tidak terkena Covid dan tidak menjadi penyebar Covid.

Demikianlah kita tidak perlu Takut dengan ancaman Covid dan tantangan kehidupan lainnya, tapi Berdoa untuk meminta pimpinan kekuatan dan penyerahan diri agar Tuhan bertindak menurut caranya waktunya sehingga kita memperoleh bagian yg terbaik. Penyerahan diri ini harus dilaksakan dengan melakukan bagian pekerjaan kita dengan semaksimal mungkin menurut cara Tuhan. (Ora et labora)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun