Mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) kelompok 46 Universitas Bina Bangsa kembali menghadirkan inovasi teknologi tepat guna bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kali ini, kelompok KKM 46 yang bertugas di wilayah desa sidamukti berhasil merancang alat peniris minyak sederhana untuk membantu proses pengolahan kerupuk kerang.
Kerupuk kerang, salah satu camilan khas daerah ini, biasanya diolah dengan cara digoreng, sehingga membutuhkan proses penirisan minyak yang maksimal agar produk lebih renyah, tahan lama, dan sehat dikonsumsi. Namun, banyak pelaku UMKM masih menggunakan metode manual yang memakan waktu dan tenaga.
Teknologi Sederhana, Manfaat Besar Alat peniris minyak ini dibuat dengan memanfaatkan dinamo sebagai penggerak utama, yang dapat memutar wadah peniris secara stabil. Material yang digunakan mudah ditemukan di pasaran, sehingga biaya pembuatan relatif murah. Desainnya yang praktis membuat alat ini dapat dioperasikan oleh siapa saja tanpa memerlukan keahlian teknis khusus.
"Dengan alat ini, waktu penirisan bisa dipangkas hingga setengahnya, dan hasilnya lebih kering dibanding cara manual," 'Ujar Kevin" anggota bidang TTG.
Selain menghemat waktu, alat ini juga membantu menjaga kualitas kerupuk kerang. Minyak berlebih yang biasanya membuat kerupuk cepat tengik kini dapat diminimalisir. Produk menjadi lebih renyah, awet, dan memiliki tampilan lebih menarik, sehingga nilai jualnya meningkat.
Seorang pelaku UMKM kerupuk kerang di sidamukti mengaku sangat terbantu. "Kalau biasanya kami tiris manual, sekarang lebih cepat dan hasilnya lebih bagus. Penjualan juga meningkat karena kerupuk lebih kering dan tidak berminyak," ungkapnya.
Pemerintah desa setempat menyambut baik inovasi ini. Kepala desa menyatakan bahwa alat peniris minyak berbasis dinamo ini sejalan dengan upaya desa untuk meningkatkan daya saing produk lokal dan memberdayakan UMKM.
Tim mahasiswa berharap inovasi ini dapat terus dikembangkan dan digunakan secara luas oleh pelaku usaha, tidak hanya di Sidamukti, tetapi juga di daerah lain yang memiliki potensi serupa.
Dengan kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan pelaku UMKM, inovasi sederhana ini membuktikan bahwa teknologi tepat guna dapat memberikan dampak besar dalam meningkatkan kualitas produk, efisiensi kerja, dan kesejahteraan masyarakat.