Adrian mengaku bahwa UAJY sudah terkategorikan sebagai universitas yang ramah difabel, terbukti dengan terbukanya kesempatan bagi para penyandang disabilitas untuk mendaftar, juga penyediaan fasilitas yang dibutuhkan oleh para penyandang disabilitas tersebut. Â "Bisa dilihat di depan perpus dan di tangga parkiran motor yang belakang itu ada jalan tanjakkan bidang miring. Itu bisa digunakan untuk yang menggunakan kursi roda. Kemudian juga ada lift dengan dilengkapi tombol-tombol braile bagi para penyandang disabilitas yang tak bisa melihat, dan lain-lain", lengkap Adrian.
Senada dengan pernyataan Wakil Dekan 3 FISIP, ketua BEM ini juga mengaku terbuka untuk membantu teman-teman penyandang disabilitas. Adrian menuturkan "karena BEM memang menjadi wakil dari teman-teman semua, jadi jika memang dirasa butuh bantuan, pasti BEM akan turun tangan membantu. Jika kaitan langsung dengan akademis, BEM juga akan berkoordinasi dengan HMPS". Ketika ditanya perihal program khusus yang mungkin dicanangkan BEM bagi para mahasiswa penyandang disabilitas, Antonius Adrian menjelaskan bahwa sampai saat ini belum ada program khusus dari BEM. Namun, jika memang dibutuhkan suatu program, BEM bersedia membuatnya dengan melihat pula kompetensi yang ada dan juga kebutuhan yang dimiliki.
Muhammad Dafi Muchlisin, mahasiswa angkatan 2017 ini merupakan mahasiswa penyandang disabilitas  di FISIP UAJY. Dia memiliki kebutuhan khusus pada kemampuan mendengar dan berbicaranya. Ia mengaku bahwa pihak kampus telah cukup memenuhi kebutuhannya. "Kampus menyediakan notulen untuk mencatat materi dari dosen dan diberikan kepada saya," tungkas Davie.