Mohon tunggu...
fenno pranadinata mukana
fenno pranadinata mukana Mohon Tunggu... Lainnya - Departemen Teknik Kelautan FTK ITS

Departemen Teknik Kelautan FTK ITS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Eksploitasi Laut secara Berlebihan

27 Januari 2021   06:58 Diperbarui: 27 Januari 2021   07:15 14060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, selam scuba dan hookah telah membuka daerah yang lebih dalam bagi para nelayan teripang, tiram mutiara, lobster, gurita, ikan, kerang, dan karang. Metode penangkapan ikan yang merusak seperti dinamit, jaring insang, dan pukat pantai sangat tidak berkelanjutan karena biasanya tidak menargetkan spesies ikan tertentu dan sering mengakibatkan remaja dibunuh dalam proses tersebut. Kerusakan pada struktur terumbu karang semakin mengurangi produktivitas daerah tersebut, sehingga berdampak buruk pada populasi ikan yang bergantung pada terumbu karang dan juga mata pencaharian nelayan dan masyarakat sekitar.

Bentuk eksploitasi sumber daya alam adalah eksploitasi sumber daya alam laut. Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan bahwa hanya terdapat 5,3% terumbu karang Indonesia yang tergolong sangat baik, sementara 27,18% digolongkan dalam kondisi baik, 37,25% dalam kondisi cukup baik dan 30,45% berada dalam kondisi buruk. 

Dilihat dari jumlah tersebut, maka jumlah terumbu karang yang buruk terbilang cukup banyak. Besarnya nilai tersebut dipengaruhi oleh rusaknya ekosistem laut akibat eksploitasi sumber daya alam laut yang berlebihan serta tidak sesuai dengan Code of Conduct for Responsible Fisheries.

Bertambahnya kebutuhan dan permintaan pasar untuk ikan hias maupun ikan konsumsi menyebabkan pengusaha perikanan dan nelayan melakukan kegiatan eksploitasi terhadap ikan-ikan tersebut dengan menggunakan berbagai cara yang tidak sesuai dengan kode etik perikanan yang bertanggung jawab, seperti penangkapan dengan menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, pengeboman atau dengan menggunakan pukat harimau yang dapat merusak terumbu karang, penyetruman, atau bahkan pembiusan dengan menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya.

Penangkapan ikan dengan cara-cara diatas jelas memberikan dampak yang sangat buruk bagi lingkungan laut di sekitarnya, seperti tercemarnya air laut karena limbah bahan kimia yang berasal dari sisa pembiusan dan rusaknya terumbu karang, bahkan tidak jarang pula menyebabkan terumbu karang tersebut mati. Selain itu, ekploitasi perikanan secara besar-besaran juga dapat menyebabkan semakin berkurangnya jumlah populasi ikan yang seharusnya masih tersisa untuk kembali berkembang biak. Eksploitasi ini juga secara perlahan dapat merusak keseimbangan ekosistem di laut.

Terumbu karang merupakan ekosistem laut yang paling produktif dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Produktivitas primer yang tinggi dan kompleksnya habitat yang terdapat di ekosistem terumbu karang memungkinkan daerah tersebut berperan sebagai tempat pemijahan, pengasuhan, dan tempat mencari makan bagi spesies ikan dan biota laut lainnya terutama bagi sejumlah spesies ikan yang memiliki nilai ekonomis. 


Dengan demikian, secara otomatis produksi sekunder (Ikan dan biota laut lain) di daerah terumbu karang juga sangat tinggi. Dengan kata lain, terumbu karang berperan sebagai Spawning Ground dan Nursery Ground, serta sebagai pelindung pantai dan ekosistem pesisir lain (padang lamun dan hutan mangrove) dari terjangan arus kuat atau gelombang besar (Zuidam, 1985:2).

Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah overfishing atau eksplotasi sumber daya laut yang berlebih ini? Tentunya ada banyak cara, apalagi setelah memahami bahwa eksploitasi berlebihan akan merusak laut dengan menghancurkan rantai makanan dan pada akhirnya merusak segala spesies di laut kita. 

Salah satu caranya adalah dengan menolak untuk mengkonsumsi produk makanan yang merupakan hasil olahan laut yang dieksploitasi berlebihan, dan pastinya hanya membeli produk-produk hasil laut yang ramah lingkungan dan ber-eco label. Dengan demikian kita akan turut menyelamatkan biota laut yang sangat terancam keberadaannya.

Banyak lagi cara lainnya, seperti budidaya ikan dengan cara yang tidak merusak lingkungan, mensosialisasikan cara penangkapan ikan yang baik dengan tidak menggunakan racun/bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan melakukan penangkapan ikan sesuai massa-nya dan tidak di tangkap berlebihan. Tentunya dengan berbagai manfaat yang ada pada laut, kita juga harus merawat dan menjaganya dengan sebaik mungkin agar laut kita dapat kita nikmati sampai seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun