Apa-apa katanya serba digitalisasi. Semua bidang, kalau nggak ada digitalnya, mungkin kurang gereget. Urusan pembayaran, pendaftaran administrasi, belajar, tes wawanacara, pesan alat transportasi, dan lain sebagainya bisa dilakukan melalui online.
Begitu juga dengan buku. Selama ini kita mengenal adanya buku fisik yang bisa dipegang, lembaran halamannya bisa dibolak-balik, tebal atau tipisnya jumlah halaman buku bisa dirasakan, dapat merasakan bagian cover atau judul bila ternyata dikemas dalam bentuk hard cover atau menggunakan huruf timbul, hingga aroma khas buku baru saat dibuka dari sampul plastiknya dapat terasa.
Siapa sangka, bahwa ada juga buku yang tanpa kita rasakan ketebalan halamannya, dikemas dalam bentuk digital yang bernama eBook. Kehadirannya bukan tentang bagaimana cara membaca, tetapi juga menyentuh aspek lainnya salah satunya keberlanjutan lingkungan.
Apakah kita sedang melihat senja bagi buku cetak/fisik, atau justru kebangkitan kembali nilainya ditengah era serba digital saat ini? Menurut saya tidak, karena walau bagaimana pun media sebuah buku, fungsinya tetaplah sama yaitu buku sebagai jendela dunia. Kita dapat menggali banyak informasi sebagai pengetahuan yang bermanfaat hanya melalui sebuah buku.
Buku Fisik dengan Nilai Sentimental
Kalau disederhanakan (pakai bahasanya FenniBungsu, maksudnya) buku fisik adalah lembaran kertas yang dicetak lalu dikemas rapi dalam bentuk jilid buku sehingga kita bisa merasakan fisik buku tersebut. Ini mah bukan sederhana, tapi belibet, hehe.
Ya, intinya, buku fisik adalah buku cetak. Buku dengan tipe seperti ini, punya daya tarik kuat secara emosional. Tentunya kita sering mendengar orang-orang kalau sudah dengan buku fisik, mereka dapat mencium aroma lembaran buku baru atau usang. Hal seperti ini yang membuat buku cetak memiliki kedekatan yang apik.
Apalagi, buku fisik bisa diwariskan/dihibahkan kepada orang lain atau taman baca misalnya. Kalau saya punya buku cetak, adakalanya memberi highlight warna ketika menemukan kata-kata yang menarik. Selain itu, buku cetak bisa diberi catatan tangan, terutama bila buku cetak tersebut didapatkan dari penulisnya langsung.
Meski buku fisik memiliki kelemahan dalam hal tebalnya halaman sehingga berat untuk dibawa-bawa. Begitu juga saat menyimpannya yang membutuhkan ruang dan perawatan apik agar kertasnya tidak berubah warna. Namun, kearifan buku fisik adalah membuat mata nyaman membaca lama, karena tidak melibatkan cahaya biru dari layar gadget.
eBook dengan Kepraktisan dan Lebih Modern
eBook atau buku elektronik adalah jenis buku yang dapat diakses melalui gawai, dengan atau tanpa sinyal internet. Biasanya, ketika akan membaca eBook, pengguna diminta untuk mengunduhnya sehingga jenis bukunya bisa lebih meluas aksesnya dari berbagai macam judul maupun dari berbagai negara.