Jekson Ompusunggu, petani muda dari Kecamatan Muara, Tapanuli Utara, membuktikan bahwa bertani dapat menjadi profesi modern yang menguntungkan. Dengan menerapkan sistem pertanian terpadu (Integrated Farming System/IFS), ia berhasil mencapai panen ubi jalar organik hingga 20 ton per hektare, dengan harga jual Rp 4.000 per kilogram. Keberhasilannya menarik perhatian Wakil Bupati Tapanuli Utara, Dr. Deni Lumbantoruan, M.Eng, yang mengunjungi lahannya untuk mempelajari pendekatan bisnisnya.
Jekson mengelola biaya produksi secara efisien. Meskipun biaya awal kompos mencapai Rp 20 juta, ia memproduksinya sendiri dari limbah pertanian dan kotoran ternak, menekan pengeluaran signifikan. Biaya lain meliputi stek (Rp 3 juta), tanam (Rp 3 juta), penyiangan (Rp 3 juta), dan panen (Rp 4-5 juta).Â
"Bertani modern bukan hanya soal panen banyak, tapi juga mengelola sumber daya dengan cerdas," ujar Jekson. Dari lahan 400 meter persegi, ia mampu memanen rata-rata 900 kg, bahkan hingga 1,4 ton pada kondisi optimal, dengan hasil terendah tetap stabil di 500 kg.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI