Mohon tunggu...
efendi
efendi Mohon Tunggu... Lainnya - felix

Bloggercrony. Single Parent. Kagama.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Macan Asia Menggoyang Budaya Lokal

3 Januari 2024   17:17 Diperbarui: 29 Januari 2024   09:59 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Intro.. momen awal tahun akan jadi momen untuk semangat berbagi cerita lewat tulisan. Tahun 2024, awal tahun politik tapi bukan topik itu yang mau jadi prolog tulisan. Terlalu berat dan sudah terlalu panasnya perpolitikan Indonesia. Saatnya mengawali dengan menulis hal kecil sekitaran yang sering mengusik pikiran.

.

Indonesia ini termasuk negara yang kaya akan alam dan budaya.  Tapi entah kenapa kebanyakan masyarakat Indonesia sendiri kurang antusias dengan budaya sendiri. Dalam beberapa tahun ini budaya Jepang dan Korea mulai mengeser kegemaran anak-anak muda Indonesia terutama generasi Z dan alpha.

Sebut saja budaya K-wave. Yang awalnya cuma menyukai musik korea kemudian bergeser ke drama korea hingga turunannya ke budaya-budaya Korea seperti kuliner, permainan, pakaian dan bahasa. Dari segi film, pencinta film anak muda Indonesia lebih memilih menonton drama korea melalui aplikasi film streaming. Sedangkan dari segi musik, menjamurnya lagu-lagu K-Pop sehingga larisnya konser band K-Pop walau harga tiketnya jauh lebih mahal. 

Budaya Jepang juga cukup mendominasi seperti di event, properti dan kuliner. Event tahunan bertema budaya Jepang terselenggara spektakuler di beberapa tempat seperti matsuri yang ada di Jakarta, Bekasi dan kota besar lainnya. Walaupun memiliki konsep perpaduan budaya Jepang dan Indonesia tapi event ini lebih didominasi khas Jepangnya dibandingkan lokalnya baik dari acara, properti dan kulinernya. Mall dari Jepang sudah masuk dan menjadi favorit karena menjual aneka kuliner dan produk Jepang. 

Dari entertainment turunannya ke wisata dan kuliner. Kulineran masakan Jepang lebih mejamur dan laris manis baik yang jualan di tenda maupun yang di mall-mall kota besar. Destinasi wisata ke Jepang dan korea juga menjadi idaman destinasi wisata di kalangan anak-anak muda. 

..

Disisi lain, mirisnya kecintaan terhadap kreasi negeri sendiri juga mulai kendor oleh anak-anak bangsa. Tak heran band Indonesia saat ini yang lebih banyak manggung hanyalah band lawas dari generasi milenial yang menyanyikan lagu-lagu ngetop pada masanya (90an, 2000an). Group band baru dengan lagu-lagu baru minim banget di Indonesia karena kurangnya dukungan generasi Z berekpresi lewat lagu baru.

Saatnya mendukung bakat anak muda yang berkreasi dengan melalui musik, film, kulineran, ataupun wisata mengedepankan kearifan budaya lokal. Perlu adanya pembenahan di berbagai sektor yang berpengaruh terhadap budaya. Sinetron harusnya bisa naik kelas mendekati K-drama dengan cerita yang lebih terkonsep dan tayang terjadwal seperti di era 90-an tiap seminggu sekali baru muncul episode baru. Dukung UMKM lokal yang menjajakan masakan tempo dulu supaya adanya regenerasi masakan Indonesia. Perlu pembenahan objek wisata yang lebih menarik dan mudah dikunjungi buat anak-anak muda. 

...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun