Mohon tunggu...
Felix Tena Longa
Felix Tena Longa Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA, suka menulis

menulis sudah seharusnya demikian-kunjungi wisataziarah.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Warloka, Jejak Asal-usul Manusia Flores

31 Agustus 2020   12:26 Diperbarui: 31 Agustus 2020   12:17 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Altar batu di desa Warloka - Manggarai Barat

Lalu kenapa ada perbedaan fisik di antara mereka kalau dikatakan berasal dari nenek moyang yang sama -- Homo Sapiens? Perbedaan itu disebabkan karena faktor lingkungan fisik -- tempat tinggal. Berbeda dengan populasi gelombang pertama yang mendiami wilayah Kepulauan Nusantara, termasuk Flores di dalamnya. 

Daerah ini berada di  katulistiwa yang kaya sinar matahari sehingga tidak terjadi perubahan fisik yang mendasar. Kelompok kedua ini, sebetulnya juga berasal dari Afrika tetapi berbagi jalan migrasi di anak benua Asia sekitar 60.000 tahun lalu. Mereka mengambil jalan ke utara menuju daratan yang sekarang dikenal dengan nama Yunan di Tiongkok yang terletak di daerah sub-tropis. 

Berada di daerah sub-tropis selama selama kurang lebih 20.000 -- 30.000 tahun menyebabkan terjadinya adaptasi-evolutif sehingga kulit mereka memudar karena kehilangan pigmen dan lama kelamaan menjadi putih.  

Homo sapiens yang kulitnya terang ini, selanjutnya 12.000 tahun lalu,  sebagian  populasinya  ini melakukan migrasi ke arah tenggara menuju kepulauan Nusantara dan bertemu kembali dengan saudara-saudari mereka gelombang pertama. Terjadi interaksi dan perkawinan  sehingga menghasilkan populasi baru yang disebut Austromelanesia atau Austroasiatik. Hal yang sama juga terjadi di Flores. 

Ketiga, Manusia Flores, terutama bagian barat hingga tengah adalah perpaduan antara Austromelanesia dengan manusia yang memasuki Indonesia yang disebut dalam Teori Out Of Taiwan . Teori ini menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Kepulauan Formosa (Taiwan), bukan dari Yunan seperti yang tertulis dalam buku-buku sejarah hingga saat ini. 

Teori ini didukung oleh Direktur Institut Biologi Molekuler, Prof.Dr.Sangkot Marzuki karena ditemukan adanya kecocokan genetika. Hal ini juga terjadi oleh pola pendekatan linguistik yang telah diteliti oleh beberapa antropolog seperti Harry Truman Simanjuntak.

 Ia menyatakan bahwa bahasa-bahasa yang digunakan suku-suku di Nusantara berasal dari satu rumpun yang sama, yang dinamakan Rumpun bahasa Taiwan. Manusia modern Dari Taiwan, terutama yang datang  dari utara - Sulawesi telah melakukan interaksi yang intensif, terutama dalam bentuk perkawinan dengan penduduk asli Flores yang mendiami wilayah paling barat Flores yang dikenal sebagai Orang Manggarai saat ini.

Intensitas interaksi itu semakin jarang ke wilayah timur. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya sedikit perbedaan ciri fisik antar Orang Manggarai dengan Orang Ngada-Nage Keo dan Ende-Lio. Namun semakin ke timur manusia Di luar Taiwan semakin resesif dan ciri-ciri manusia Melanesoid tetap "terpelihara" dengan baik. Inilah mengapa secara fisik, kita menemukan antara menemukan Orang Manggarai dengan Orang Sikka dan Lamaholot.

*Pernah dimuat di sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun