Mohon tunggu...
felix agi
felix agi Mohon Tunggu...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akibat USBN, Omset Driver Ojek Online Menurun

22 Maret 2019   14:51 Diperbarui: 22 Maret 2019   15:52 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Driver Go-jek menjemput pelanggan (sumber: investvine.com/)

Para driver Ojek Online mengeluh, sebab omset mereka menurun, akibat USBN.

Hal ini di akibatkan oleh adanya Ujian Sekolah Berbasis Nasional yang diselenggarakan oleh seluruh sekolah di kota Palembang. Sehingga siswa-siswi SMA kelas 10 dan 11 diliburkan.

Menurut Bapak Johan sebagai driver Go-jek, mengaku bahwa adanya USBN ini, Ia merasa orderannya berkurang. Hal ini terjadi karena siswa dan siswi sebagai objek, banyak yang tidak masuk sekolah karena adanya USBN.

Namun menurut Bapak kelahiran Sukojo ini, mengaku baginya USBN ini tidak dijadikan suatu masalah yang besar, karena profesi menjadi driver Go-jek ini hanya sebagai pekerjaan sampingan. Walaupun orderan sepi karena USBN Ia mengatasinya dengan mangkal di tempat yang ramai seperti di Hotel, Mall, Pasar, dan tempat hiburan lainnya. Dalam profesi yang Ia jalani ini, pendapatannya dalam sehari dapat mencapaiRp200.000 hingga Rp300.000/hari, dengan pendapatan yang Ia dapatkan ini Ia dapat menghidupi dua anak dan satu istrinya. Meskipun USBN diselenggarakan, pendapatannya tetap sama karena bukan hanya pelajar yang menjadi pelanggannya tetapi seluruh masyarakat.

Ia bekerja sebagai driver Go-jek sudah hampir 4 bulan. Alasannya untuk menjadi driver Go-jek ialah untuk mengisi waktu luangnya, dalam pekerjaan tetapnya sebagai investesing (penanam saham), sebagai tambahan untuk pendapatan dan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Jadi, adanya USBN bagi Pak Johan tidak berdampak besar baginya. Namun hal sebaliknya dialami oleh narasumber yang berbeda yaitu Pak Holi Harapaf.

Ia mengatakan bahwa profesinya sebagai driver Go-jek ini, berpengaruh besar bagi kehidupannya, sebab profesi ini merupakan profesi tetapnya, jadi Ia hanya mengandalkan pendapatan dari profesinya ini. Ia yang bertempat tinggal di Itip 03 ini, memiliki empat anak dan dua isteri namun satu istrinya sudah berpisah. Profesi sebagai driver Go-jek ini sudah Ia jalani selama kurang lebih empat tahun lamanya. Pendapatan yang Ia dapatkan selama satu hari dapat mencapai Rp250.000/hari itu pun ketika orderan ramai, namun ketika orderan sepi Ia hanya mendapatkan uang sebesar Rp50.000.

Dalam mencari rezeki, Pak Holi menggunakan sepeda motor matic, dimana saat bekerja Ia dapat menghabiskan bahan bakar untuk sepeda motornya sebesar 3 liter bensin. Ia mulai bekerja dari pukul 08:00 WIB hingga pukul 22:00 WIB. Biasanya Ia mendapatkan orderan dari para pelajar sekolah, karyawan swasta, orang tua, dan orderan barang barang pesanan (delivery). Dalam berkerja ia tidak pernah menentukan ia ingin mangkal dimana, tetapi ia hanya mangkal ketika ia ingin istirahat saja.

Dalam profesinya ini ternyata ada saat dimana ia mengalami suka dan duka. Duka yang Ia rasakan contohnya seperti orderan sepi, motor rusak, dan keadaan cuaca yang tak mendukung. Namun dari semuanya itu ada hal yang menjadi suka dalam profesinya ini, yaitu kerjanya santai, tidak terikat, dan keuntungan yang besar.

Baginya dampak dari berjalannya USBN ini sangat berpengaruh besar bagi pendapatannya, karena biasanya ketika tidak ada USBN Ia mampu mendapatkan hasil yang besar, namun ketika USBN berlangsung, hasil pendapatan yang didapatkan berkurang. Begitu pula dengan teman-teman satu pekerjaannya yang juga driver Go-jek.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dampak USBN sangat berpengaruh besar bagi para driver Go-jek yang hidupnya hanya mengandalkan dari profesinya itu saja. Namun tidak berdampak begitu besar bagi para driver Go-jek yang menganggap profesi driver Go-jek itu hanya sebagai pekerjaan sampingan. Jadi inilah hasil dari wawancara yang kami dapatkan dari dua narasumber yang berprofesi sebagai driver Go-jek.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun