Mohon tunggu...
Felix Sevanov Gilbert (FSG)
Felix Sevanov Gilbert (FSG) Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Intern at Bawaslu DKI Jakarta (2021), Kementerian Sekretariat Negara (2021-2022), Kementerian Hukum dan HAM (2022-2023)

iseng menulis menyikapi fenomena, isu, dinamika yang kadang absurd tapi menarik masih pemula dan terus menjadi pemula yang selalu belajar pada pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berpolitik Ala Pancasilais, Refleksi Pancasila di Tahun Politik

31 Mei 2023   19:50 Diperbarui: 31 Mei 2023   19:48 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masyarakat dan Para Pemimpin sebagai Aktor Politik baik subyek maupun Obyek harus terus menggaungkan Pancasila dalam Realita bukan sekedar Kata. Ingat bahwa Pancasila adalah keluhuran berbangsa. Esensial dalam kepribadian namun harus berhasil diejawantahkan dalam semangat.

Sedikit refleksi yang akan disampaikan dalam kata dan makna yang musti diintrospeksikan. Kita berada pada alam kompetisi, alam kontestasi yang kaya akan permainan gagasan dan juga nilai yang dibawa oleh masing-masing yang ingin berperan dalam pembangunan. Ingat bahwa tujuan konstitusi kita belum selesai, apalagi pada poin mencerdaskan kehidupan bangsa. Kita belum sepenuhnya cerdas dalam berekspresi bukan sebatas retorika namun membangun sebuah pemaknaan baru bagaimana sebuah relasi yang terbangun mampu mencipta sebuah dampak bagaimana sebuah ideologi yang kita kenal mampu mempersatukan berhasil ditanamkan secara eksplisit dalam konsepsi kemanusiaan kita yaitu dalam rangka keadilan dan juga kemakmuran. Kita belum selesai dan mampu cerdas serta harus terus belajar dalam kerangka yang lebih solid dan berasaskan pada kebaikan. Bahwa kini kita dihadapkan pada situasi yang berbeda, tantangan yang semakin kaya namun tidak menjadikan kita terlena. 

Ini berkaitan pada sinergi kita, semangat kita sekalipun alam kemerdekaan sudah merasuk dalam diri kita sejak lama. Namun merawat kemerdekaan melalui politik harus terus diperhatikan dalam semangat yang lebih membumi dan merakyat. Ingat dunia dan bangsa memang setara namun belum tentu menjamin keadilan dan kemakmuran. Sangat utopia bicara sebuah kekayaan, seminimalnya mandat diberi untuk membangun rasa kepercayaan. Pancasilais harus paham bahwa misi belum selesai dan jauh dari kepuasan. 

Kebahagiaan memang sederhana namun semuanya tidak bisa mudah teratasi dengan persoalan kesempurnaan. Ingat bahwa relativitas itu menjadi nilai yang sangat esensial dalam memahami dinamika. Politik hari demi hari nyatanya semakin jauh dari Pancasila. Apa itu? Semakin gandrung akan persaingan dan perkara membangun kepentingan yang jauh dari kemasyarakatan dan tujuan bersama. Ini harus dihindari karena Pancasila berbicara moral sementara para Pancasilais semakin jauh dari moral.

Kuncinya adalah satu. Kesadaran harus terus dipupuk, berpolitik pada kerangka yang benar. Karena politik sekali lagi adalah penegasan mewujudkan kebenaran. Meski sebuah kebenaran yang berpatokan pada keadilan dan kemakmuran ialah utopia. Namun setidaknya melalui pedoman dasar kita harus terus diingatkan bahwa Pancasila memberikan ruang namun sekaligus pula batasan agar kita bisa bebas namun tertata. Pancasila memang tidak demokratis. Demokrasi tidak sepenuhnya pancasilais. Tugas kita para aktor politik baik subyek maupun obyek memastikan adanya keseimbangan didalamnya. Memastikan bahwa ideologi mampu dikemas dengan sentuhan kearifan lokal, bagaimana sebuah gagasan bukan sekedar diberi ruang melainkan jaminan sekaligus rambu yang tepat. Sehingga kesannya berpolitik itu musti presisi, dan kembali pada tujuan konstitusi diawal. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena politik sama dengan hidup, sangat kompleks dan mampu menjadi pembelajaran. 

Selamat Hari Lahir Pancasila. Lahir dan Suburlah Para Agen Pancasila

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun