Mohon tunggu...
Zidan Novanto
Zidan Novanto Mohon Tunggu... Auditor - Investor

Tulisan tidak mencerminkan tempat penulis bekerja dan tidak mengatasnamakan institusi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Dinamis: Tiki-Taka Ala Barcelona

27 April 2024   15:24 Diperbarui: 27 April 2024   15:25 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://img.okezone.com/content/2020/11/19/51/2312452/mengenal-tiki-tika-gaya-permainan-andalan-barcelona-PqdqtTNXxO.jpg

Dalam politik, seperti dalam permainan tiki-taka ala Barcelona, tidak ada teman abadi atau musuh abadi. Yang ada hanyalah serangkaian gerakan yang diatur secara cermat untuk mencapai tujuan tertentu. Seperti permainan bola, politik juga memperlihatkan dinamika yang tak terduga, di mana aliansi dapat terbentuk dan hancur dalam sekejap mata, semua demi memperoleh kepentingan yang diinginkan.

Konsep ini tercermin dalam karya-karya seperti:

"The Prince" karya Niccol Machiavelli: Machiavelli memaparkan pandangannya tentang politik yang realistis dan pragmatis, di mana kesetiaan dan aliansi dapat berubah seiring dengan perubahan kepentingan.

"Politics" karya Aristotle: Aristotle menguraikan tentang bagaimana politik merupakan hasil dari interaksi antara individu-individu yang memiliki kepentingan yang beragam, dan bagaimana kepentingan ini mempengaruhi dinamika politik.

"The Social Contract" karya Jean-Jacques Rousseau: Rousseau membahas konsep kontrak sosial dan hubungannya dengan politik, di mana individu-individu bekerja sama untuk mencapai kepentingan bersama.

Dalam politik, seperti dalam permainan tiki-taka, strategi dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi lapangan dan lawan yang dihadapi. Tidak ada kepastian dalam politik, hanya ada adaptasi dan reaksi terhadap perubahan yang terjadi. Seperti halnya para pemain Barcelona yang selalu mencari celah untuk melewati pertahanan lawan, politisi juga harus mampu mengidentifikasi peluang dan mengambil langkah-langkah strategis yang tepat untuk mencapai tujuan politik mereka.

Dengan memahami analogi antara politik dan tiki-taka ala Barcelona, kita dapat lebih baik memahami kompleksitas dan dinamika politik yang ada di sekitar kita. Yang penting bukanlah siapa teman atau musuh kita, melainkan bagaimana kita dapat menggunakan strategi yang tepat untuk mencapai kepentingan yang diinginkan. Dan dari hal tersebut pun mengingatkan tentang adagium hukum yang menyatakan  'non omne quod licet honestum est' yang artinya, 'not all that is permitted, is honorable'. Dalam Bahasa Indonesia, ini berarti 'tidak semua yang diperbolehkan itu terhormat'. Adagium ini memiliki makna bahwa tuntutan etika atau moralitas berada di atas hukum  apa yang boleh belum tentu terhormat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun