Uang sebesar itu, kalau hemat saya mending fokus untuk melebarkan jalan arteri. Lantas apa bedanya kalau pelebaran jalan yang notabene mengakomodir kendaraan juga?
Jalan arteri di Jakarta memang sudah banyak yang lebarnya memadai kurang lebih sumbu antara 2 bangunan di sisi kanan dan kiri banyak yang diatas 12 meter, sehingga dikatakan 4 lane (2 lajur kanan dan 2 lajur kiri atau lebih). Lebih baik optimalkan jalan arteri yang dikatakan sekunder dan non arteri ditingkatkan agar lebar setara.Â
Uang 25-30 Triliun saya rasa cukup. Supaya apa? Jika jalan arteri besar, otomatis bisa mengakomodir pembangunan BRT reguler Transjakarta.Â
Jika ruas jalan dilebarkan 12-15 meter, trotoar sekitar 2-5 meter kanan kiri, maka jalanan disisakan sekitar 8-10 meter (mungkin ya), dimana 2 ruas untuk mobil dan di tengah untuk bus lane dedicated untuk Transjakarta. Relevan bukan?Â
Idealnya Jakarta punya 20 koridor Transjakarta hanya sayang banyak jalan yang kurang mengakomodir bus lane berikut armada yang besar. Jadi lebih baik seperti itu daripada membangun tol. Tol fokuskan pada lingkar luar saja tanpa harus merusak pusat kota seolah pusat kota di'bombardir' oleh tol.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI