Dengan sikap gereja yang positif terhadap media digital, gereja karena itu melihat komunitas digital sebagai sebuah yang positif. Dan karena itu  mengambil tanggung jawab merawatnya, dan menggaraminya dengan menyiapkan santapan rohani bagi umat.Â
Kecakapan digital tentu menjadi tuntutan tambahan bagi seorang Katekis Katolik ketika memasuki komunitas digital, dan bersosialisasi secara baru di dalamnya.Â
Dunia digital begitu kompleks karena menjadi ruang berkumpul aneka manusia dengan latar belakang pendidikan, latar sosial budayanya, dan sajian informasi  yang begitu kompleks.Â
Pola komunikasi, dan sosialisasi di ruang digital juga berbeda dengan pola konvensional berbasis lokasi. Komunitas digital dibentuk oleh informasi, dan minat terhadap informasi tertentu. Kualitas informasi menciptakan manusia, pikiran, kesadaran, dan perilakunya.Â
Umat kategorisasi berbasis lokalitas pelan-pelan bermigrasi ke komunitas berbasis digital. Dan katekis Katolik dipanggil Tuhan untuk bersaksi tentang Kasih Kristus.Â
Dengan itu, bermedia sosial bagi Katekis bukan lagi hanya sekedar ruang untuk bermain, dan menyalurkan hobi. Katekis hadir di sana untuk memberi kesaksian iman.Â
Kehadiran Katekis di rumah digital menjadi lebih berkualitas dan konten yang dibagikan dituntun oleh panggilan iman untuk bersaksi tentang Kristus.Â
Katekis karenanya perlu mengembangkan etika Kristiani dalam bermedia sosial, dan mendukung persatuan komunitas umat manusia. Meningkatkan kecakapan dalam memodifikasi konten agar  bisa menjadi santapan rohani yang bermanfaat bagi setiap orang. Semoga.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI