Â
Â
Menjadi content creator di media sosial memang terlihat seperti pekerjaan impian---kerja dari rumah, punya banyak penggemar, dan tentunya berpotensi menghasilkan uang dalam jumlah besar. Tapi di balik layar, ada sisi lain yang jarang dibahas, yaitu tekanan mental yang luar biasa. Salah satu contoh nyata datang dari seorang mantan dokter yang kini menjadi content creator.Â
Dalam salah satu videonya, ia mengaku bahwa dunia media sosial membuatnya "gila." Awalnya, ia hanya ingin menambah pemasukan untuk kebutuhan pribadi, seperti membeli baju dan skincare. Namun, semakin dalam ia masuk ke dunia ini, semakin ia merasa terjebak dalam tekanan dan ekspektasi yang melelahkan.
Lalu, apa saja sisi gelap dari menjadi content creator yang sering luput dari perhatian? Berikut adalah sepuluh alasan mengapa pekerjaan ini bisa jauh lebih menyiksa daripada yang terlihat.
1. Dari Hobi Menyenangkan Menjadi Ambisi yang Menyiksa
Apa yang awalnya hanya dilakukan untuk bersenang-senang bisa berubah menjadi obsesi. Melihat para kreator lain sukses dengan jutaan followers membuatnya ingin terus berusaha lebih keras. Sayangnya, ekspektasi ini justru sering kali berujung pada kehilangan keseimbangan hidup. Waktu bersama keluarga dan teman pun semakin berkurang karena lebih sering sibuk membuat konten.
Â
2. Pemasukan Meningkat, tetapi Kebahagiaan Berkurang
Siapa yang tidak ingin mendapatkan penghasilan tinggi? Namun, ketika uang terus mengalir, muncul pula tekanan untuk mempertahankan angka tersebut. Ketakutan akan kehilangan engagement, algoritma yang tidak menentu, serta tuntutan audiens justru membuat content creator merasa cemas setiap saat. Akhirnya, kebahagiaan pun jadi sesuatu yang sulit dicapai.
Â