Isabel: "Kenapa sih mereka ga pernah akur?"
Vina : "Katanya sih gara gara Ava dapet nilai jelek di ulangan mat, terus momo  ngeledek Ava gitu deh. Nah, jadinya mereka jambak jambakan di kelas."
Isabel: "Iya sih, si Momo emang keliatan banget suka ngerendahin orang lain mentang mentang dia pinter, trus si Avanya juga kasar banget jadi cewe, mainnya juga sama cowo melulu. Aku sih kurang suka sama mereka berdua."
Vina : "Iya aku juga. Ava kasar banget orangnya, pantesan cewe-cewe ga ada yang mau temenan sama dia, terus sok cantik lagi. Gak banget deh."
Setelah mengetahui bahwa Isabel dan Vina tidak menyukai Momo dan Ava, Erika berpikir untuk memanfaatkan kesempatan ini demi mendekati mereka. Tiga hari berlalu, rencana Erika menuju tahap keberhasilan, ia menjadi dekat dengan Isabel dan Vina. Mereka berdua menganggap Erika sebagai teman dekat mereka. Keseharian mereka dihabiskan dengan menggosip tentang Ava dan Momo, terutama Ava.
Hari berganti hari, waktu sudah menjelang Ulangan Tengah Semester Satu. Di kelasnya, Erika sudah mulai dikenal oleh banyak murid karena kedekatannya dengan Isabel. Saat jam istirahat, Isabel dan Vina sudah lebih dulu turun untuk makan di kantin, Erika turun belakangan karena harus membantu guru mengumpulkan tugas para murid. Saat sedang jalan menuju kantin, ia melihat makanan Ava terjatuh. Tadinya ia terpikir untuk berpura-pura tidak melihat Ava, namun keinginan untuk bisa dekat dengan teman laki-laki Ava yang akhirnya membuat Erika berubah pikiran sehingga mendorong Erika untuk membantunya.Â
Erika: "Kamu gapapa? Aku bantuin buat panggil office boy ya."
Ava: "Ohh, iya, makasih ya. Maaf ngerepotin."
Erika: "Gapapa kok"
Setelah selesai dibersihkanÂ
Ava: "Eh ngomong-ngomong, namamu siapa? Kok aku gak pernah liat ya?"