Mohon tunggu...
Felice Pricilla
Felice Pricilla Mohon Tunggu... Freelancer - Loyalitas untuk kredibilitas mencapai garis akhir

Anak Teknik bisa Sastra. suka nulis.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Strategiku sebagai Mahasiswi Perantau dalam Menjaga Stabilitas Keuangan

31 Juli 2019   00:42 Diperbarui: 31 Juli 2019   00:47 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya adalah salah satu mahasiswi teknik di Institut negeri di Indonesia. Saya sendiri mampu kuliah karena beasiswa dari pemerintah yaitu bidikmisi. Saya anak kedua dari 5 bersaudara, ayah sudah lama meninggal dan ibu seorang buruh pabrik. Dengan uang ala kadarnya yang diterima, saya belajar mandiri dalam mengatur keuangan selama saya kuliah diperantauan. 

Setiap kali bidikmisi cair dan setiap kali ibu bisa ngirim uang, biasanya saya menyusun dan menerapkan persenan anggaran yang saya terima sebagai berikut:

  • Menyisihkan 10 % Uang Untuk Ibadah. Kalau agama kristen ada istilah perpuluhan sebagai ucapan rasa syukur. Atau kalau yang beda agama bisa dijadikan 10% dari gaji pertama yang diperoleh untuk amal dan ibadah. Ingatlah uang yang kita dapat dan kita terima itu milik-Nya, setidaknya 10 % dari yang kita terima itu sebagai wujud rasa syukur kita kepada Tuhan masih diberikan berkat jasmani.
  • Menyisihkan 35% Uang Untuk Dana Usaha. Yang ini biasanya saya buat untuk modal saya buat jualan.  Dengan begitu ada perputaran uang dan menumbuhkan jiwa mandiri serta entrepreneurship dalam diri saya.
  • Menyisihkan 5% Uang Untuk Tabungan.  Penting menurut saya untuk tidak menghabiskan langsung uang yang kita terima. Melalui kegiatan menabung dapat mendisiplinkan diri kita untuk hidup hemat dan sederhana.
  • Menyisihkan 7  % Uang Untuk Dana Darurat. Dan ini nyaris banyak orang yang mengabaikannya, padahal ini adalah hal yang paling penting. Terkadang dalam hidup ini ada kejadian yang tidak terduga seperti kemalangan atau sedang mepet butuh. Keuangan tidak selamanya stabil. Seperti, ketika bidikmisi saya telat cair dan orang tua saya tidak bisa ngirim saya uang karena berbagai hal. Setidaknya dengan dana darurat yang kita punya kita dapat mengantisipasi permasalahan keuangan yang akan menimpa kita serta menjauhkan kita dari utang.
  • Memakai  43 % Uang Untuk Hidup Sederhana dan Hemat. Intinya disini kita tidak boleh ngeluh dulu. Coba dan jalani, kita pasti terbiasa. Kebanyakan orang mengeluh terlebih dulu sebelum menjalaninya. Tipsnya agar kita bisa hidup hemat adalah bersyukur atas berkat keuangan yang ada saat ini dan menanam prinsip bahwa uang atau harta yang kita punya  adalah milik Tuhan bukan milik kita. Sehingga ketika kita punya keinginan untuk berfoya-foya atau mulai boros, kita cepat sadar bahwa uang yang ada ditangan kita tidak boleh dipakai sembarangan.  Dan kalaupun tiba-tiba keuangan kita tidak stabil, ingat uang itu bukan milik kita. Sehingga dengan begitu kita akan enjoy dalam menghadapi hari-hari kita dan tidak sampai stress akan mulai menipisnya dompet.

Tadi saya menyinggung kata 'utang. Referensi dari buku The Cashflow Quadrant karya pak  Robert T Kiyosaki, Kalau anda berutang kepada semakin banyak orang, semakin miskin anda. Dan semakin banyak orang berutang kepadamu, kau semakin kaya. Itulah permainannya. Kita semua berutang pada orang lain. 

Masalah itu timbul ketika itu menjadi tidak berimbang. Permainan uang adalah melihat orang lain berutang pada anda dan berhati-hati kepada siapa anda berutang.  Berhati-hatilah kalau berutang. Kalau anda berutang secara pribadi, pastikan jumlahnya kecil. Kalau anda memiiliki utang besar, pastikan orang lain membayarnya.

"Hati-hati menggunakan uang mu, uang bisa datang dan pergi begitu saja. Jangan terlampau menginginkannya dan mengkhawatirkannya sampai membuatmu lupa bersyukur akan Dia Maha Pemberi."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun