Mohon tunggu...
Ferra Shirly A.
Ferra Shirly A. Mohon Tunggu... istri yang suka menulis dan minum kopi

senang bekerja dan belajar dari rumah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Refleksi Film "Hichki", Ketika Ijazah Bukan Sekedar Formalitas

15 Agustus 2025   16:40 Diperbarui: 18 Agustus 2025   14:27 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Pexels/Ekrulila

Setiap pelajaran yang Naina berikan bukan sekadar angka atau tulisan di papan. Tapi juga tentang makna di sebaliknya, "apa gunanya belajar ini dan itu?"

Sampai pada akhirnya, anak-anak pun mulai berubah. Mereka mulai percaya pada diri sendiri, mereka belajar menghargai perjuangan gurunya dan pengorbanan orang tuanya. Mereka mampu bangkit dengan usaha dan kejujuran, berhasil menepis stigma buruk, dan membuat haru sekaligus bangga. 

Naina berhasil. Semua murid 9F lulus, bahkan dua diantaranya menjadi yang terbaik. Naina tidak hanya membuat anak didiknya pandai, tetapi juga mampu membentuk jiwa mereka.

Hichki mengingatkan kita bahwa pendidikan sejati tidak hanya menuntut kepintaran, tapi juga akhlak. Guru sejati ialah yang mampu menyalakan cahaya di hati murid-muridnya, bukan sekedar nilai terbaik. Dan murid sejati belajar lebih dari sekedar soal dan jawaban yang benar, namun juga integritas, memahami ilmu, dan tau cara mengamalkannya.

Film ini menjadi refleksi bagi kita semua. Guru sejati adalah amanah besar: bukan sekadar memindahkan pengetahuan, tetapi membimbing murid menjadi manusia yang mampu berdiri tegak di atas perjuangan jujur dan bermanfaat bagi sesama. 

Keberhasilan sejati terjadi ketika murid tidak hanya lulus ujian sekolah, tapi juga siap menghadapi ujian kehidupan dengan hati teguh, mulia, dan ilmu yang membawa keberkahan. Sehingga ijazah yang didapat bukan sekedar formalitas.

Dan tugas guru sejati juga tidak terbatas hanya di sekolah. Orang tua juga berperan di rumah. Ibu sebagai madrasah pertama, dan ayah sebagai kepala sekolah. Setiap interaksi adalah kesempatan untuk membimbing, menanamkan akhlak, dan menyiapkan generasi yang kuat hatinya dan mulia akhlaknya.

Hichki mungkin hanya sebuah kisah di layar, tapi pesannya sarat pelajaran hidup yang seharusnya terus kita bawa. Sudahkah kita mampu menjadi guru sejati? Baik bagi diri sendiri, keluarga, maupun orang-orang di sekitar kita. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun