Studi terbaru menunjukkan bahwa suhu permukaan kota dapat meningkat 2-6 derajat Celsius lebih tinggi dibandingkan daerah pedesaan di sekitarnya. Kekurangan ruang hijau dan meningkatnya kepadatan kendaraan bermotor memperkuat efek urban heat island (UHI).
Kota-kota besar Indonesia kini menjadi laboratorium nyata bagi perubahan iklim mikro. Hasil pengamatan satelit NASA MODIS menunjukkan peningkatan anomali suhu permukaan yang konsisten sejak 2000, seiring laju konversi lahan terbuka menjadi kawasan permukiman dan industri.
Dampak Sosial dan Ekonomi dari Suhu Ekstrem
Lonjakan suhu bukan sekadar fenomena lingkungan. Ia berdampak langsung pada ekonomi, kesehatan, dan produktivitas manusia.
Dampak Kesehatan
Gelombang panas meningkatkan risiko dehidrasi, serangan jantung, dan gangguan pernapasan, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan pekerja luar ruang. Menurut studi The Lancet Planetary Health (2025), setiap kenaikan suhu rata-rata 1 derajat Celsius dapat meningkatkan angka kematian akibat penyakit terkait panas hingga 3-5%.
Dampak Ekonomi
Di sektor pertanian, suhu tinggi mempercepat penguapan dan menurunkan hasil panen padi hingga 15% di beberapa daerah Jawa Tengah dan Nusa Tenggara. Industri energi juga terpukul karena permintaan listrik untuk pendingin udara melonjak drastis, mendorong konsumsi energi fosil yang ironisnya memperparah emisi karbon.
Dampak Sosial
Kualitas hidup di perkotaan menurun. Air bersih semakin langka, biaya kesehatan meningkat, dan ketimpangan sosial melebar. Rumah tangga miskin lebih sulit beradaptasi karena tidak memiliki akses terhadap alat pendingin, air bersih, atau hunian dengan ventilasi memadai.
Bukti Ilmiah dan Pemantauan BRIN-BMKG