Mohon tunggu...
Feddy Wanditya Setiawan
Feddy Wanditya Setiawan Mohon Tunggu... Lecturer

Science advances not by blind obedience to old answers, but by the courage to question

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Azkals Mengaum di Tanah Harimau: Filipina U-23 Tumbangkan Malaysia 2-0

15 Juli 2025   23:39 Diperbarui: 15 Juli 2025   23:39 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuala Lumpur, 15 Juli 2025 - Di tengah hiruk-pikuk euforia sepak bola Asia Tenggara yang kian kompetitif, satu peristiwa mengguncang peta kekuatan regional: Tim Nasional U-23 Filipina sukses menumbangkan Malaysia U-23 dengan skor meyakinkan 0-2 di kandangnya sendiri. Bagi sebagian pengamat, ini adalah kejutan. Namun bagi mereka yang jeli membaca arah angin, ini adalah buah dari revolusi tenang yang sedang berlangsung di sepak bola Filipina.

Gol Cepat, Strategi Matang

Pertandingan dimulai dengan tempo tinggi. Tak butuh waktu lama, Filipina langsung mencuri gol pada menit ke-10 melalui aksi brilian Otu Bisong, striker naturalisasi berdarah Kamerun yang kini menjadi jantung serangan Azkals Junior. Gol kedua menyusul di menit ke-41, kembali dari Bisong yang mengeksekusi peluang dengan ketenangan luar biasa di depan gawang.

Malaysia, yang dikenal dengan gaya bermain cepat dan dominan, terlihat kebingungan. Dominasi penguasaan bola tak berarti tanpa eksekusi efektif. Pertahanan Filipina tampil rapat, disiplinnya organisasi tim mereka menjadi pilar utama kemenangan ini.

Bangkitnya Filipina: Dari "Underdog" Menjadi Ancaman Serius

Sudah lama Filipina tak diperhitungkan dalam persaingan sepak bola Asia Tenggara. Olahraga ini bahkan bukan prioritas nasional dibanding basket atau tinju. Namun, beberapa tahun terakhir, federasi sepak bola Filipina (PFF) diam-diam membangun fondasi kokoh:

  • Program naturalisasi selektif dan berorientasi kualitas, bukan kuantitas.
  • Pengembangan pemain muda diaspora dari Eropa dan Amerika Serikat yang memiliki darah Filipina.
  • Kurikulum kepelatihan modern berbasis Eropa yang difasilitasi oleh federasi.

Hasilnya mulai terasa. Tim U-23 ini bukan sekadar tim kejutan, melainkan simbol perubahan. Mereka tak lagi bermain bertahan tanpa arah seperti dekade lalu. Mereka kini tampil berani, percaya diri, dan terstruktur.

Malaysia: Dominasi yang Terancam?

Di sisi lain, Malaysia patut mengevaluasi diri. Kekalahan ini memperlihatkan kerentanan taktik serta kurangnya kreativitas dalam membongkar pertahanan lawan. Meskipun mereka tampil agresif, lini tengah tampak tumpul dan pertahanan cenderung terbuka ketika ditekan balik.

Pelatih Malaysia U-23, dalam konferensi pers pascapertandingan, menyebut kekalahan ini sebagai "wake-up call". Tapi publik Malaysia tampaknya tak cukup puas dengan alasan tersebut. Mereka menginginkan reformasi nyata-baik di level kepelatihan, scouting, hingga seleksi pemain muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun