Mohon tunggu...
febrina armaidy
febrina armaidy Mohon Tunggu... Mahasiswa

saya suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Psikologi UNNES Gelar Intervensi Sosial di SMA Negeri 10 Semarang

15 Oktober 2025   23:30 Diperbarui: 15 Oktober 2025   23:33 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tower Challenge - Permainan interaktif bersama siswa kelas XI SMAN 10 Semarang, Senin (6/10/2025) Sumber : Dokumentasi Pribadi (2025).

Semarang, 6 Oktober 2025 – Tiga mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang (UNNES) melaksanakan program intervensi sosial di SMAN 10 Semarang pada Senin (6/10). Kegiatan ini difokuskan pada peningkatan hubungan sosial antar siswa kelas XI melalui serangkaian permainan interaktif yang bersifat edukatif dan menyenangkan.

Program intervensi tersebut dilakukan oleh Febrina Dwi Anugro Armaidy, Sabrina Rizkyana, dan Memei Zenza sebagai bagian dari tugas mata kuliah Kajian Aktual Psikologi Perkembangan. Mereka merancang tiga sesi permainan — Move If You..., Tower Challenge, dan Compliment Circle — dengan tujuan memperkuat keterampilan sosial, mengurangi eksklusivitas kelompok, serta membangun empati dan penerimaan sosial di antara siswa.

Guru Bimbingan dan Konseling SMAN 10 Semarang, Ibu Susi, menyampaikan bahwa masalah hubungan sosial memang sempat menjadi perhatian di beberapa kelas.

“Memang ada masalah sosial pertemanan yang selama ini saya pantau, terutama di kelas XI-2. Ada kelompok-kelompok kecil yang cenderung tertutup, sehingga kegiatan ini sangat membantu membuka interaksi mereka,” ungkapnya.

Salah satu pelaksana intervensi, Memei Zenza, mengatakan kegiatan berjalan lancar dan mendapat respon positif dari siswa.

Intervensi terlaksana dengan baik, dan anak-anak terlihat sangat aktif. Mereka tertawa, bekerja sama, dan mulai lebih terbuka satu sama lain,” ujarnya.

Dosen pengampu mata kuliah, Ibu Rulita Hendriyani S.Psi., M.Si., Psikolog., menilai metode permainan sosial sebagai pendekatan yang efektif untuk remaja.

“Kegiatan intervensi berbasis permainan ini jauh lebih menarik dibanding penyuluhan berbentuk materi. Remaja belajar lewat pengalaman yang menyenangkan, dan hal itu berdampak pada peningkatan empati serta kohesi sosial,” jelasnya.

Pendekatan tersebut juga sejalan dengan temuan penelitian Johnson dan Johnson (2018) yang menunjukkan bahwa aktivitas kelompok berbasis kerja sama dapat meningkatkan komunikasi positif dan menurunkan konflik sosial di lingkungan sekolah.

Kegiatan ditutup dengan sesi Compliment Circle, di mana siswa saling memberikan pujian dan apresiasi. Banyak siswa mengaku merasa lebih diterima dan lebih nyaman berinteraksi dengan teman sekelasnya setelah mengikuti kegiatan ini.

“Kami berharap program bisa bermanfaat dan membantu mengurangi permasalahan terkait hubungan sosial pertemanan yang ada di kelas 11” tambah Ibu Susi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun