Pada kanal ini, saya menuliskan pengalaman tentang raib-nya ponsel  saat menggunakan angkutan umum berbasis online milik perusahaan uber. Kejadian pada hari  Selasa tanggal 6 Februari 2018, sesampainya di strasiun pasar turi Surabaya, saat itu pukul 02.00 Wib (Dini hari) dari Stasiun Pasar Pasar senen Jakarta, menggunakan kereta api kelas ekonomi Kertajaya.
Seperti khalayaknya sebelum turun sampai pada stasiun tujuan, saya sudah memesan kendaran roda empat berbasis aplikasi uber. Ketika itu saya sudah sepakat dengan pengemudi uber tersebut bertemu di zona aman (yang diperbolehkan membawa penumpang) tepatnya di pom bensin jalan Semarang. Selain itu, saya juga sudah saling tawar-menawar harga, artinya si pengemudi tersebut tidak mau kalau saya membayar dengan harga sesuai di aplikasi online uber (maklum saat itu saya mendapatkan potongan harga sampai 15.000). Saya pun setuju dengan harga yang diberikan si pengemudi.
 Di tengah perjalanan saya hanya mengobrol basa-basi, tidak menimbulkan kesan curiga kepada si pengemudi. Saya sudah terbiasa dengan perjalanan menggunakan taksi jenis online, jadi tidak perlu terlalu khawatir. Lama perjalanan waktu itu sekitar 15-20 menit sangat cepat sekali karena kondisi jalan yang sepi. Memang jarak antara kontrakan saya dengan stasiun dekat apalagi kalau jalan tidak macet.
 Setelah turun dari mobil tersebut, saya berniat memberikan rating/ penilaian bintang ke driver. Namun nasib sial, menimpa saya, ternyata ponsel ketinggalan, saya sangat yakin bahwa ponsel saya jatuh  di mobil tersebut.  Saat itu juga saya menghubungi si pengemudi mobil tersebut. Namun apes sopir itu sudah pergi. Anehnya, saya bisa menghubungi pengemudi dan membuat janji untuk bersama-sama mencari handphone saya yang ketinggalan di mobil di tempat penurunan. Tetapi janji hanyalah janji, saya menunggu pengemudi tersebut sampai pukul 06.00 pagi. Jalan sudah mulai ramai dan penduduk sudah melakukan aktivitas sehari-hari.
 Saya tidak mau berfikir terlalu lama dan memutuskan pergi ke kantor cabang uber Surabaya. Saya menceritakan kronologis ketinggalan ponsel saya di mobil tersebut. Pihak layanan customer service uber menghubungi kontak si pengemudi. Tetapi yang menjawab malah istrinya, saat itu si pengemudi sedang berada di luar rumah. Saya pun  harus menunggu di kantor uber untuk mendapatkan kejelasan posisi si pengemudi. Namun selama hampir 2 jam, pihak uber tidak dapat menghubungi pengemudi tersebut. Saya pun diminta menunggu kabar selanjutnya baik itu melalui email atau telepon dari pihak Uber cabang Surabaya.
Terlalu lama menunggu, saya  berinisyatif menghubungi pihak Uber Surabaya mengenai kejelasan kasus ini pada hari Jum'at, tanggal 9 Februari 2018. Jawaban pihak kantor cabang uber Surabaya masih sama dan terkesan lepas tanggung jawab. Hingga kini saya belum mendapatkan email balasan atau telepon dari pihak customer service uber cabang Surabaya.Â
Saya ingin sekali bertemu dengan bapak pengemudi online milik uber tersebut untuk menyelesaikan perkara ini secara damai dan kekeluargaan. Kalau terus-terusan menghindar, pastinya saya dirugikan. Alasannya, pertama saya sudah kehilangan ponsel yang  banyak tersimpan data-data pribadi. Kedua, saya sudah bersedia membayar lebih pada si pengemudi dan merasa dibohongi. Ketiga, saya sudah berusaha maksimal, tentunya banyak waktu dan tenaga .
Saya masih menunggu i'tikad baik bapak pengemudi untuk mengembalikan ponsel saya. Selain itu saya masih butuh informasi dan kejelasan dari pihak uber cabang Surabaya. Demikianlah pengalaman saya tentang raibnya ponsel saat menumpangi kendaraan roda empat berbasis online milik uber
Sekedar informasi, nomer kendaraan polisi mobil kendaraan tersebut adalah W. xxxx (detailnya saya lupa)
