Kawasan karst merupakan daerah yang memiliki kenampakan eksokarst dan endokarst. Kenampakan endokarst berupa adanya ornament gua dan sungai bawahtanah.
Sungai bawah tanah yang ada di kawasan karst umumya berada di lorong gua. Gua memiliki lingkungan yang cukup unik dan terkadang beberapa gua sulit untuk diakses.
Untuk memasuki gua dan mengakses sungai bawahtanah perlu pengetahuan, keterampilan, dan keahlian mengenai kondisi lorong gua.
Desa Tambakrejo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Beberapa gua yang berada Desa Tambakrejo memiliki sungai bawahtanah yang mengalir sepanjang tahun, salah satunya adalah Gua Mbah Wajib.
Masyarakat yang tinggal di sekitar gua, dapat mengakses keberadaan sungai bawahtanah dengan memperhatikan prinsip ekologi dan berkelanjutan. Tentunya hal ini membutuhkan kemampuan dan keterampilan khusus yang harus dimiliki oleh masyarakat.
Febrian Arrya Withuda salah satu fasilitator mengungkapkan bahwa masyarakat perlu mengetahui potensi alam yang terdapat disekitar tempat tinggalnya, dan perlu diberikan pemahaman agar bijak dalam memanfaatkan potensi.
Dengan demikian perlu upaya dalam meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan masyarakat Desa Tambakrejo dalam melakukan penelusuran lorong gua.
Salah satu upaya yang dilakukan dengan memberikan pelatihan. Pelatihan tersebut dapat dilakukan dengan memberikan materi ruang dan praktek lapangan.
Pemberian materi ruang meliputi pengenalan kawasan karst Sendang Biru dan etika dalam melakukan penelusuran gua, sedangkan praktek lapangan dilakukan dengan pendampingan pembuatan simpul, keterampilan ringging, keterampilan SRT (Single Rope Technique), dan penelusuran lorong Gua Mbah Wajib.
Materi ruang dan praktek lapangan diberikan agar menjadi pondasi bagi masyarakat yang memanfaatkan sumberdaya air tersebut untuk kebutuhan masyarakat di masa mendatang.
Sebelum memasuki gua Mbah Wajib tentunya dilakukan latihan terlebih dahulu untuk mempraktekan teknik yang akan digunakan dalam melakukan penelusuran gua.
Latihan ini bertujuan untuk mengenalkan peralatan dan perlengkapan yang nantinya akan dipakai dalam penelusuran gua. Selanjutnya peserta melakukan pembuatan simpul, pemakain perlengkapan SRT set, instalasi jalur, dan melakukan teknik ascending dan descending.
Setelah melakukan latihan yang cukup dan memahami fungsi dan penggunaan peralatan yang digunakan, peserta dan fasilitator dapat melakukan penelusuran Gua dalam hal ini adalah Gua Mbah Wajib.
Untuk mengakses sungai bawahtanah yang terdapat pada Gua Mbah Wajib perlu melewati lorong vertikal kurang lebih 8 meter, setelah itu terdapat lorong-lorong yang sempit.
Setelah melewati lorong sempit tersebut, akan terdapat sungai bawahtanah yang mengalir sepanjang tahun.
“Pelatihan ini sangat berguna bagi kami, karena sejujurnya meskipun kami tinggal di Desa Tambakrejo, baru pertama kali kami menelusuri gua dan melihat secara langsung”, ungkap salah satu peserta pelatihan penelusuran gua.