Mohon tunggu...
Febriana Dwi Lestari
Febriana Dwi Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa baru yang ingin mengembangkan kemampuan saya serta menghasilkan karya melalui platform Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rangkuman Pertemuan Keenam Bagaimana Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia

15 Oktober 2025   01:16 Diperbarui: 15 Oktober 2025   00:16 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

NAMA     : Febriana Dwi Lestari

NIM          : 1251340024

PRODI      : Pendidikan Pancasila

MATKUL : Pendidikan Pancasila

Pada hari Rabu, 8 Oktober 2025, merupakan pertemuan keenam saya dengan Bapak Drs. Study Rizal LK., M.Ag., yang merupakan dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila pada semester pertama ini. Perkuliahan untuk mata kuliah kelima ini dilaksanakan secara tatp muka dan Bapak Study Rizal memberikan tugas meresume materi yang sudah dipresentasikan oleh kelompok 2 (Bagaimana Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia) untuk mahasiswa yang harus dikerjakan.

- Periode pengusulan dan perumusan

1. Sidang BPUPKI (29 Mei--1 Juni 1945) menjadi awal pengusulan dasar negara oleh tokoh-tokoh seperti Soekarno, Yamin, dan Soepomo.

2. Pidato Soekarno 1 Juni 1945 mengusulkan lima prinsip Pancasila: Kebangsaan, Kemanusiaan, Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan, yang kemudian dikenal sebagai Trisila dan Ekasila (Gotong Royong).

3. Piagam Jakarta (22 Juni 1945) menjadi naskah awal Pembukaan UUD 1945 yang memuat rumusan Pancasila sebelum disahkan secara final pada 18 Agustus 1945 oleh PPKI.

- Alasan diperlukan Pancasila?

1. Pancasila sebagai identitas bangsa

2. Pancasila sebagai kepribadian bangsa

3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

4. Pancasila sebagai jiwa bangsa

5. Pancasila sebagai bantuan luhur

- Sumber historis, sosiologis, politis

1. Historis: Pancasila lahir dari perjuangan kemerdekaan dan refleksi nilai-nilai luhur bangsa.

2. Sosiologis: Nilai-nilai Pancasila sudah hidup dalam masyarakat majemuk Indonesia seperti gotong royong, musyawarah, dan keadilan.

3. Politis: Pancasila merupakan hasil konsensus nasional di tengah beragam ideologi yang berkembang saat kemerdekaan.

- Dinamika dan Tantangan Pancasila

1. Argumen tentang Dinamika Pancasila dalam Sejarah Bangsa, Pada masa Soekarno, ide NASAKOM lebih menonjol daripada Pancasila. Pada masa Soeharto, Pancasila dijadikan alat legitimasi kekuasaan melalui penataran P-4. Tetapi pada era Reformasi, terjadi penurunan penghargaan dan penerapan terhadap nilai-nilai Pancasila.

2. Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, seperti pengangkatan Soekarno sebagai presiden seumur hidup oleh MPRS yang bertentangan dengan Pasal 7 UUD 1945 tentang masa jabatan presiden lima tahun.

- Esensi dan Urgensi Pancasila

Pancasila adalah philosofische grondslag (dasar filsafat) dan weltanschauung (pandangan hidup bangsa). Semua peraturan dan kebijakan negara harus berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Survei menunjukkan bahwa banyak masyarakat, terutama generasi muda, belum memahami sila-sila Pancasila secara utuh menunjukkan pentingnya revitalisasi pendidikan Pancasila di masa depan.

- Kesimpulan

Pancasila adalah hasil kesepakatan luhur pendiri bangsa yang berfungsi sebagai dasar negara, ideologi pemersatu, serta pedoman moral dan hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemahaman dan penerapannya perlu terus diperkuat agar Pancasila tetap menjadi panduan utama dalam menjaga keutuhan dan kemajuan Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun