Desa Gombang, yang terletak di Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, memiliki kekayaan budaya yang sangat menarik perhatian. Salah satu daya tarik utama desa ini adalah kerajinan gerabah yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan terus diwariskan turun-temurun. Kerajinan gerabah di desa ini tidak hanya menjadi mata pencaharian sebagian besar warganya, tetapi juga menjadi simbol dari ketekunan dan kearifan lokal yang patut dijaga kelestariannya.
Sejarah dan Asal Usul Kerajinan Gerabah di Desa Gombang
Kerajinan gerabah di Desa Gombang sudah ada sejak zaman nenek moyang dan telah berkembang seiring waktu. Konon, kerajinan ini dimulai dari kebutuhan sehari-hari masyarakat setempat untuk membuat peralatan rumah tangga yang terbuat dari tanah liat, seperti kendi, cobek, dan pot. Dengan bahan baku yang melimpah di sekitar desa, yaitu tanah liat yang kaya akan kandungan mineral, masyarakat Gombang mulai mengolahnya menjadi berbagai macam produk gerabah.
Seiring berjalannya waktu, kerajinan gerabah ini berkembang menjadi produk yang lebih variatif. Masyarakat tidak hanya membuat peralatan rumah tangga, tetapi juga kerajinan hiasan dan pot bunga yang banyak diminati oleh pasar. Bahkan, beberapa produk gerabah dari Desa Gombang telah diekspor ke berbagai daerah, baik di dalam maupun luar Jawa.
Proses Pembuatan Gerabah yang Masih Menggunakan Metode Tradisional
Salah satu hal yang membedakan kerajinan gerabah Desa Gombang dengan daerah lain adalah cara pembuatan yang masih menggunakan metode tradisional. Proses pembuatan gerabah dimulai dengan pemilihan tanah liat yang berkualitas. Tanah liat yang digunakan adalah tanah liat khas dari daerah sekitar Gombang, yang memiliki tekstur yang lembut dan mudah dibentuk.
Proses selanjutnya adalah pengolahan tanah liat, di mana tanah liat dicampur dengan air hingga mencapai kekentalan yang tepat. Setelah itu, para pengrajin mulai membentuk gerabah menggunakan tangan atau alat sederhana seperti putaran gerabah (putar tangan). Proses pembentukan ini membutuhkan keterampilan tinggi dan ketelitian agar bentuk gerabah yang dihasilkan sempurna.
Setelah terbentuk, gerabah akan dikeringkan di bawah sinar matahari hingga setengah kering, kemudian dibakar dalam tungku dengan suhu yang sangat tinggi untuk menguatkan dan menghilangkan kelembaban dari gerabah. Proses pembakaran ini sangat krusial, karena jika suhu tidak tepat, gerabah bisa retak atau pecah.
Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Lokal
Kerajinan gerabah Desa Gombang tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga berperan penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat. Banyak keluarga di desa ini yang menggantungkan hidupnya dari kerajinan gerabah. Mulai dari anak muda hingga orang tua, hampir setiap anggota keluarga terlibat dalam proses pembuatan, baik sebagai pengrajin maupun pemasar produk.