Alternatif lain adalah bersepeda. Meski lebih murah, tantangannya besar: keamanan, cuaca, dan minimnya jalur sepeda yang aman. Beberapa bahkan memilih pindah kos ke Jakarta, meski harus mengorbankan kenyamanan dan biaya sewa yang lebih tinggi.
"Saya pindah kos bukan karena nyaman, tapi karena capek bayar ojek tiap hari," kata Yoga, pekerja kreatif yang sebelumnya tinggal di Cibubur.
Di sisi lain, Transjabodetabek mulai muncul sebagai harapan baru. Bus ini menjangkau wilayah pinggiran dan terintegrasi dengan Transjakarta. Namun, jangkauannya masih terbatas dan belum bisa menjadi solusi massal.
Perlu Solusi Sistemik, Bukan Sekadar Subsidi
Masalah ini tidak bisa diselesaikan dengan subsidi tiket semata. Tanpa integrasi moda dan tarif, pekerja tetap akan terjebak dalam pengeluaran harian yang tidak efisien.
Solusi sistemik dibutuhkan: feeder gratis dari pemukiman ke stasiun, integrasi tarif antarmoda, dan perluasan rute ke wilayah padat penduduk. Tanpa itu, pekerja akan terus mencari jalan pintas yang tidak selalu aman atau nyaman.
"Kalau sistemnya adil, kami nggak perlu cari jalan pintas," ujar Rani.
Pertanyaannya: berapa banyak gaji kita yang hilang di jalan, tanpa kita sadari?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI