Mohon tunggu...
H Febriyanto Chrestiatmojo
H Febriyanto Chrestiatmojo Mohon Tunggu... Penulis

Menyajikan artikel berisi tips-tips yang relevan dengan isu dan tema pilihan saat itu—dengan gaya reflektif, aplikatif, dan mengundang dialog.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Pasar Raya Solo: Panggung Tradisi Rakyat di Tengah UMKM dan Jajanan Lokal

31 Juli 2025   15:00 Diperbarui: 31 Juli 2025   10:14 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Raya Solo (Solopos/Dhima Wahyu Sejati)

Saya datang ke Pasar Raya di Taman Budaya Jawa Tengah, Solo, dengan niat sederhana: mencari batik murah dan mencicipi jajanan jadul. Tapi yang saya temukan jauh melampaui ekspektasi. Di tengah keramaian lapak UMKM dan aroma makanan tradisional, saya melihat sekelompok penari jathilan bersiap di pelataran. Musik gamelan mulai mengalun, dan dalam sekejap, pasar berubah menjadi panggung pertunjukan rakyat.

Saya berdiri terpaku. Di antara aktivitas jual-beli, tampil tari Reog, musik lesung, dan teater rakyat tanpa panggung mewah. Anak-anak duduk bersila di lantai, orang tua bersandar di gerobak, semua menyaksikan dengan mata berbinar. Rasanya seperti kembali ke masa kecil, ketika pasar bukan hanya tempat belanja, tapi juga ruang hiburan dan pembelajaran budaya.

Tradisi yang Bertahan di Tengah Modernisasi

Pasar Raya bukan pasar biasa. Ia adalah ruang budaya yang hidup dan berdenyut. Diselenggarakan setiap tahun oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, acara ini menggabungkan aktivitas ekonomi dengan pertunjukan seni tradisional. Tahun ini, lebih dari 200 seniman terlibat: penari, pemusik, pelukis, hingga kelompok teater rakyat dari lima provinsi.

Yang membuatnya unik adalah penempatan pertunjukan di tengah pasar. Tidak ada batas antara penonton dan pemain. Tari Paci dari Nusa Tenggara Timur, Reog Ponorogo dari Jawa Timur, dan musik lesung dari Jawa Tengah tampil berdampingan dengan lapak batik, kuliner, dan kerajinan tangan. Seni tidak dipisahkan dari kehidupan, tapi menyatu dalam ritme pasar.

Saya sempat berbincang dengan Pak Suratno, pengelola Taman Budaya. "Pasar ini bukan hanya tempat jualan, tapi tempat orang bertemu dengan warisan mereka," katanya. Dan saya sepenuhnya setuju. Di sini, seni bukan pajangan, tapi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Tips Menikmati Pertunjukan Rakyat di Pasar Tradisional

Bagi kamu yang ingin merasakan pengalaman serupa, berikut beberapa tips agar kunjunganmu ke pasar budaya seperti Pasar Raya lebih maksimal:

- Datang pagi atau sore. Pertunjukan biasanya dimulai pukul 09.00 dan berlangsung hingga sore hari.

- Cari jadwal pertunjukan. Biasanya tersedia di pintu masuk atau akun media sosial penyelenggara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun