Nama Cemoro Kandang sendiri memanglah tidak terlalu populer di kalangan wisatawan yang berkunjung ke Tawangmangu. Tempat ini sendiri merupakan sebuah titik yang berada tepat di kaki Gunung Lawu, biasa digunakan oleh para pendaki untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak gunung. Tempat ini juga hanya berbentuk sekumpulan warung-warung makan serta pos pendaftaran untuk memasuki Gunung Lawu. Namun, menurutku tempat ini merupakan salah satu tempat underrated bagi mereka yang ingin menikmati view Tawangmangu dari atas tanpa terganggu oleh keramaian wisatawan.
Senin lalu (7/6), aku dan salah seorang temanku mengunjungi salah satu warung yang terletak di kawasan Cemoro Kandang. Berbekal motor dan sejumlah uang, kami berangkat menuju salah satu kawasan Tawangmangu tersebut. Kami berangkat melalui jalur Matesih, yang merupakan jalur alternatif bila ingin mengunjungi Tawangmangu. Sepanjang perjalanan, hamparan sawah dan terasering benar-benar memanjakan mata kami. Terdapat juga pepohonan yang tumbuh berdekatan di beberapa sudut.
Warung Mas Aris yang terletak tepat di seberang pintu masuk Gunung Lawu menjadi pilihan kami. Dinginnya suhu yang menggigit menjadi perhatian kami. Maklum saja, kami datang ketika matahari akan tenggelam, tepatnya sekitar setengah enam sore. Kala itu, kami memang hanya berniat untuk memesan makanan ringan sembari menikmati suasana Cemoro Kandang. Jalanan tampak sepi, begitu pula dengan warung-warung di kawasan ini. Pandemi yang masih berlangsung kiranya menjadi salah satu alasannya.
Begitu pesanan kami datang, kabut perlahan-lahan mulai turun menyelimuti kawasan ini. Suhu yang awalnya sudah dingin, perlahan juga turun menjadi semakin dingin. Matahari mulai tenggelam, digantikan oleh hamparan bintang-bintang yang dapat terlihat jelas. Suara-suara hewan nokturnal yang berasal dari hutan-hutan juga mulai terdengar satu persatu. Makanan yang kami pesan, dengan cepat ikut mendingin. Samar-samar, aroma dedaunan basah seperti setelah hujan juga mulai tercium. Suasana yang tenang dan damai inilah yang kami cari ketika berkunjung ke Cemoro Kandang.
Menjelang malam, kami memutuskan untuk pulang. Jalanan yang sudah gelap serta suhu yang sudah terlalu dingin menjadi alasan kami untuk segera pulang. Beberapa pedagang juga mulai memberesi warung-warung. Kala itu, sudah hampir tidak ada pengunjung yang datang. Ketika turun, kami berpapasan dengan beberapa pendaki yang tengah menuju pos masuk Gunung Lawu.
Cemoro Kandang memang bukanlah sudut yang hingar bingar wisatanya tinggi. Namun bagi mereka yang memang sedang mencari ketenangan, destinasi ini mungkin bisa menjadi salah satu pilihannya.