Mohon tunggu...
Febi Elva
Febi Elva Mohon Tunggu... Administrasi - Elva Febiola

nothing is useless because allah brings them together

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kurangnya Perhatian Pemerintah terhadap Masyarakat Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar,Provinsi Riau

17 November 2019   14:51 Diperbarui: 17 November 2019   17:45 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah seharusnya pemerintah memperhatikan daerah-daerah yang jauh dari kab/kota karena mereka berhak untuk mendapatkan apa yang kita rasakan saat ini seperti,pendidikan dan fasilitas yang memadai.Pemerintah harus lebih jeli dalam melihat apa yang dibutuhkan masyarakat dan harus bersikap adil.

Pulau jawa adalah pulau yang memiliki sistem pembangunan yang paling baik di Indonesia. Hal ini disebabkan karena ibu kota negara Indonesia yaitu DKI Jakarta yang terletak di pulau Jawa. Sehingga pembangunan di pulau jawa sangat diperhatikan oleh pemerintah. Majunya sistem pembangunan di DKI Jakarta, sangat mempermudah penduduk DKI Jakarta untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Tetapi hal tersebut tidak dapat dirasakan oleh penduduk di luar DKI Jakarta, apalagi luar pulau Jawa, seperti contohnya masyarakat Provinsi Riau tepatnya di desa Tanjung Beringin, kec. Kampar Kiri Hulu, kab. Kampar.

Desa ini merupakan desa yang terpencil yang sangat jauh dari kab/kota dan memiliki jarak tempuh yang lama sekitar 2 sampai 3 jam dan itu masih sampai di perbatasan yang bernama Gema, untuk sampai ke perbatasan jalan yang dilalui tidak selalu mulus,banyak jalan yang rusak dan merupakan kawasan hutan. Sampai di Gema dilanjutkan dengan penyeberangan sungai yang lumayan besar, dalam jangka waktu sekitar 1 sampai 2 jam.

Proses penyeberangan ke desa tersebut menggunakan alat transportasi tradisional piyau yang biasa disebut oleh masyarakat disana atau biasa kita sebut sampan. Sampan tersebut tidak selalu tersedia disitu, terkadang banyak penumpang menunggu berjam-jam, untuk menyeberang hingga sampai ke rumahnya. Dalam penyeberangan sungai tersebut, terkadang ada juga kendala jika turun hujan dan air sungai otomatis besar itu membuat pengemudi sampan kesusahan dalam penyeberangan, seperti sampan itu pernah terbalik "ujar Yefni seorang warga di kampung tersebut".

Kehidupan penduduk di desa ini juga tidak sama dengan apa yang kita rasakan saat ini, masih banyak fasilitas yang sudah sangat familiar bagi kita tetapi tidak di daerah tersebut. Seperti misalnya gadget, kita sudah sangat bergantung dengan gadget tetapi di desa tersebut sangat jarang masyarakat yang memakai gadget. Bahkan untuk akses jaringan saja tidak bisa. jika masyarakat disana ingin berkomunikasi dengan orang jauh, mereka terpaksa harus pergi ke puncak di daerah tersebut dan itu juga memerlukan waktu sekitar setengah jam perjalanan.

Jangankan untuk akses internet, Pengunaan listrik saja di daerah itu sangat terbatas, penduduk menggunakan listrik manual, ada 2 pembangkit listrik di desa tersebut pertama, mesin yang bisa disebut dengan PLTD. Dari mesin tersebut, listrik hidup mulai dari pukul 18.00 wib sampai 23.00 wib hanya sekitar 5 jam saja ketika hari sudah mulai gelap. Kedua, Pembangkit Tenaga Surya(PLS). Pembangkit listrik yang ini merupakan bantuan untuk desa tersebut. Pembangkit listrik ini bisa tahan seharian jika hanya digunakan sebagai lampu, tetapi jika digunakan untuk segala hal seperti nonton tv, kulkas, dan alat lain kemungkinan hanya tahan 4 jam saja.  

Pendidikian di desa tersebut sangatlah minim, Sekolah-sekolah yang ada di daerah tersebut hanyalah TK dan SD, jika mereka ingin melanjutkan sekolah, mereka terpaksa merantau ke kecamatan atau kab/kota setempat. Ketika pelajar merantau keluar dari daerah tersebut mereka akan jauh dari keluarga. Jika orang tua hendak mengirimkan uang untuk biaya anaknya mereka tidak bisa melakukan transaksi seperti yang sering kita lakukan, karna jaringan ataupun link-link yang bisa membantu untuk transaksi tidak ada. Mereka harus mencari atau menitipkan kepada penduduk yang hendak pergi  ke kota. Dan jika penduduk tidak ada yang hendak ke kota, terpaksalah keluarga yang mengantarnya.

Pada umumnya masyarakat disana bermata pencaharian sebagai pemotong karet dan pemotong kayu. Dengan pekerjaan seperti itulah mereka menghidupi keluarganya. Dengan keadaan yang seperti itu mereka mengerti dengan keadaan daerahnya yang jauh dari kecamatan atau kab/kota dan tidak menuntut kepada pemerintah.Dari yang dikatakan oleh Yefni warga desa tersebut "dulu sempat pernah pemerintah datang ke daerah tersebut, tetapi sampai sekarang masih belum ada perubahan di desa tersebut".  

Demi mensejahterakan masyarakat di daerah tersebut dan, hal yang dapat dilakukan adalah pemerintah harus banyak memperhatikan daerah-daerah yang tertinggal ini, mulai mengirim guru-guru muda (sarjana pendidikan) untuk mengajar di daerah tersebut, membuat sekolah-sekolah menengah dan membangun jalan yang menghubungkan desa tersebut dengan kecamatan. Mulai memfasilitasi masyarakat disana dengan listrik PLN dan memberikan banyak bantuan kepada daerah tersebut.

Terdapat 5 strategi utama untuk pengembangan daerah tertinggal di wilayah Kampar Kiri Hulu, yaitu dengan cara memadukan pembangunan sektoral dan kewilayahan yang berbasis  potensi sumber daya lokal melalui :

(a) Peningkatan akses kerjasama berbagai sektor pemerintah, swasta dan perguruan tinggi untuk mengatasi keterbatasan dana pembangunan berkelanjutan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun