Mohon tunggu...
Febianna Hijra
Febianna Hijra Mohon Tunggu... Mahasiswa - a peace-lover college student

Aquaculture student in IPB University, falling in love dengan topik mengenai rumput laut dan lingkungan yang berkelanjutan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa yang Terjadi Jika Perempuan Mengampu Peran Ganda?

29 April 2024   08:07 Diperbarui: 29 April 2024   17:02 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
seorang wanita karier (sumber: Canva Photos)

Keluarga merupakan unit organisasi terkecil dalam masyarakat, yang terdiri atas kepala keluarga dan anggota keluarga yang memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda. Paradigma lama menyatakan bahwa perempuan (istri) yang merupakan pendamping dari seorang suami (kepala keluarga) selalu diasosiasikan sebagai manusia pekerja (homo faber) domestik yang dinilai tidak dapat berkontribusi secara aktif di luar rumah, sehingga perannya tidak lebih dari sekadar aktivitas dalam rumah (Kulapupin 2021). 

Namun, akibat dari dampak globalisasi dan modernisasi paradigma tersebut berubah yang dibuktikan dengan data  International Labour Organization (ILO), bahwa angka pekerja perempuan pada tahun 2016 di Indonesia mulai meningkat sebesar 48% jika dibandingkan dengan tahun 2006. Perempuan atau istri bekerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya tingkat pendidikan, pendapatan suami, jumlah tanggungan keluarga, dan kondisi psikologis istri (kesepian, mengisi waktu luang) (Veonika et al. 2018). Selain itu, berdasarkan penelitian Larasati et al. (2020) faktor yang menyebabkan perempuan sebagai istri bekerja yaitu meningkatkan kualitas hidup keluarga, mengurangi ketergantungan terhadap suami, dan meningkatkan status sosial.

Peran ganda bagi seorang istri dalam mengelola rumah tangga dan karier dapat menimbulkan beberapa dampak negatif. Salah satu dampak negatif yang sering terjadi adalah stres dan kepenatan yang tinggi, yang mungkin disebabkan oleh tuntutan pekerjaan di luar rumah dan tuntutan rumah tangga yang harus ditempati secara bersamaan. 

Penerimaan energi fisik dan mental juga dapat menguras, yang dapat menyebabkan konflik peran ketika wanita sulit menyeimbangkan peran sebagai istri, ibu, dan profesional. Memiliki peran ganda seringkali berarti kurangnya waktu untuk merawat diri sendiri dan mengejar minat pribadi, yang dapat menyebabkan perasaan kelelahan dan kehilangan identitas pribadi di antara tumpukan tugas dan tanggung jawab. Beberapa wanita mungkin menghadapi tantangan dalam mendapatkan dukungan sosial yang memadai, baik dari pasangan mereka maupun dari lingkungan sekitar, untuk menyeimbangkan karier dan kehidupan rumah tangga (Ramadhani 2016). 

Stres yang berkepanjangan akibat peran ganda dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti kelelahan kronis, gangguan tidur, dan masalah kesehatan mental seperti kecemasan atau depresi. Ketika ditemukan pada beberapa budaya atau lingkungan, wanita yang berperan ganda sering kali dihadapkan pada stereotip negatif atau kritik atas pilihan hidup mereka, baik dari lingkungan sekitar maupun masyarakat secara luas. 

Terkadang sulit untuk mencapai keseimbangan yang sehat antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, yang dapat mengakibatkan merasa bersalah atau merasa bahwa satu aspek hidup lebih diabaikan daripada yang lain. Memahami dan mengatasi sisi negatif dari peran ganda membutuhkan kesadaran akan batas-batas pribadi, komunikasi yang baik dengan pasangan dan anggota keluarga, serta kemampuan untuk merencanakan dan mengatur waktu dengan efisien (Radhitya 2018).

Istri dengan peran ganda tidak hanya berdampak negatif terhadap keluarga, akan tetapi istri yang memiliki peran ganda atau istri yang bekerja juga sebagai ibu bagi anak-anaknya cenderung memiliki rasa harga diri dan sikap dalam kepuasan hidup juga mempunyai pandangan positif terhadap masyarakat. 

Kesehatan fisik tidak terpengaruh secara negatif oleh tuntutan dari rumah maupun pekerjaan. Sebagai seorang ibu, dalam mendidik anaknya mereka cenderung menunjukan lebih banyak pengertian dalam keluarga bukan secara keras mendisiplinkan anak-anaknya (Fitriyani et al. 2016). Namun, hal ini seringkali menimbulkan ketimpangan peran ganda antara ibu rumah tangga dan pekerja. Saat yang sama, jika Anda tidak bekerja, kebutuhan keluarga Anda tidak dapat terpenuhi sepenuhnya. 

Kondisi ini banyak menyebabkan buruknya kualitas dalam menciptakan dan membesarkan keluarga bagi perempuan pekerja (Akbar 2017). Padahal, dampak tersebut akan menimbulkan dampak positif seperti dalam mengelola manajemen keluarga dalam berdiskusi antara satu sama lain dengan anggota keluarga sehingga mereka dapat menunjukan lebih banyak pengertian terhadap pekerjaan suaminya dan masalah-masalah yang bersangkutan.

Perempuan-perempuan kini mulai aktif terlibat dalam bekerja karena beberapa alasan, seperti tingkat pendidikan, pendapatan suami, jumlah tanggungan keluarga, dan kondisi psikologis istri (kesepian, mengisi waktu luang). Perempuan bekerja yang juga menjadi istri seringkali menghadapi keadaan rumit untuk menyeimbangkan perannya sebagai istri dan profesional di kantor. Hal baik yang dapat dirasakan dari istri dengan peran ganda adalah kemampuan manajemen yang lebih baik dan adanya pengertian terhadap pekerjaan suami. Akan tetapi, istri dengan peran ganda berpotensi merasa bersalah akibat satu aspek hidup yang lebih diabaikan daripada yang lain. Perlu komunikasi dan manajemen waktu yang baik untuk menciptakan keseimbangan di antara keduanya.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun