Pandemi Covid-19 di Indonesia belum usai. Bahkan sejak lebaran Idul Fitri kasusnya menjadi meningkat tajam. Banyak dilakukan pembatasan kegiatan. Dengan harapan dapat mengurangi angka kasus harian. Namun sepertinya Indonesia belum mampu menangani permasalahan Covid-19. Banyak agenda-agenda yang dilakukan secara daring, tak terkecuali bidang pendidikan.
Kurikulum darurat telah dibentuk satu tahun yang lalu dan masih tetap berjalan hingga saat ini. Tentunya banyak kendala karena belum ada persiapan yang matang.Â
Lembaga pendidikan berusaha semaksimal mungkin agar kegiatan pembelajaran selama pandemi tetap berjalan walaupun mengharuskan menggunakan teknologi smartphone.
Smartphone bagi kalangan anak muda sudah seperti kebutuhan sehari-hari. Namun berbeda jika para orangtua yang memakainya. Mereka harus mempelajari dari awal bagaimana menggunakan telephon pintar tersebut. Mereka cepat belajar dikarenakan keadaan yang memaksa, jika tidak, akan terjadi ketertinggalan informasi dari sekolah.
Selama lebih dari satu tahun kegiatan pembelajaran daring dilaksanakan banyak terjadi keluhan. Keluhan tersebut di alami oleh siswa. Banyak siswa-siswa yang belum lancar membaca namun tetap naik kelas. Akibatnya mereka belum bisa memahami materi dengan baik dan merasa kesulitan dalam mengerjakan soal yang diberikan guru.
Selain siswa, orangtua pun di buat pusing dengan banyaknya tugas yang harus dikerjakan. Belum lagi jika kedua orangtua harus bekerja, maka anak di rumah belajar sendiri tanpa adanya bimbingan dan pengawasan. Tentu akan menjadi masalah yang lebih serius lagi.
Saat ini para orangtua, guru, dan masyarakat berharap pandemi segera berakhir dan kembali menjalani aktivitas seperti biasa.