Sejak usia dini bahkan sejak lahir, anak -- anak akan berkembang dalam banyak cara. Antara lain dalam bidang fisik, kognitif, sosial dan emosional. Untuk aspek emosional, reaksi anak terhadap berbagai perasaan berbeda yang mereka alami setiap hari kelak akan membawa pengaruh yang besar terhadap cara mereka mengambil keputusan, tingkah laku mereka, bagaimana cara mereka menghadapi hidup serta menikmati kehidupan sebagai seorang yang dewasa kelak dan selama perkembangan usianya. Perkembangan emosional anak termasuk mengenali apa perasaan dan emosi yang mereka alami, mengerti bagaimana dan mengapa hal itu terjadi, mengenali perasaan sendiri dan orang lain.
Seorang anak yang memiliki kecakapan emosional yang tinggi akan lebih mampu dan lebih baik mengelola perasaannya, mampu memahami dan berhubungan dengan orang lain secara lebih baik serta mampu membentuk pertemanan yang lebih kuat dan erat dibanding anak yang memiliki kecakapan emosional yang rendah. Kemampuan emosional anak adalah saat dimana anak dapat mengenali, mengekspresikan, mengerti dan mengelola rentang emosi yang luas. Â Emosi -- emosi yang telah dapat dilihat sejak bayi adalah kebahagiaan, sedih, takut dan marah. Selanjutnya ketika anak -- anak mulai mengembangkan sikap sadar diri, maka emosi -- emosi yang lebih kompleks seperti rasa malu, terkejut, bersalah, bangga dan empati serta banyak lagi akan mulai dirasakannya. Seiring dengan perkembangan anak, hal -- hal yang memicu perubahan emosi mereka juga berubah, dan begitu pula dengan cara mereka menanganinya. Maka kita sebagai orang tua harus pandai dalam hal mengerti emosi pada anak dan harus pandai mengatasinya. Berikut ini beberapa tips untuk mengatasi emosi pada anak usia dini :
 Kendalikan Emosi
Menghadapi anak yang sedang marah membutuhkan kesabaran yang sangat besar. Tidak sedikit orang tua yang menyikapi emosi anaknya dengan emosi juga. Alhasil, si anak bukannya semakin diam dan tenang, tetapi malah semakin melawan.
 Ketahui Sumber Kemarahannya
Setelah Ibu cukup tenang untuk menghadapi kemarahan si anak, cobalah untuk mendekatinya dan mencari tahu penyebab kemarahannya. Tanyakanlah secara baik-baik dengan nada yang hangat. Dengan begitu, emosi si anak  perlahan akan mulai membaik dan ia dapat mengungkapkan maksud yang diinginkan. Membangun komunikasi yang baik dengan anak seperti ini, dapat meningkatkan kepercayaan anak untuk selalu menceritakan keinginannya kepada orang tua tanpa perlu mengeluarkan emosi.
 Memeluknya dengan Kasih Sayang
Setelah anak cukup tenang dan mau menceritakan perihal kemarahannya, cobalah untuk memberikan nasihat sederhana dan solusi yang dapat meredakan rasa kesalnya. Tataplah mata anak dengan penuh kasih sayang dan berikan sebuah pelukan yang hangat setelahnya. Pelukan seorang ibu akan membantu menenangkannya ketika marah dan memberikan rasa aman baginya.
Dengan memahami psikologi anak saat marah, orang tua dapat memberikan perlakuan yang bijak ketika menghadapinya. Selain itu, jangan lupa untuk memberikan contoh yang baik dengan selalu bersikap tenang dan tak mudah marah-marah.