Mohon tunggu...
Fawwaz Ibrahim
Fawwaz Ibrahim Mohon Tunggu... Aktivis Pendidikan

Belajar untuk menulis kembali

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Dua Perempuan, Dua Cerita Ketekunan yang Menghidupkan Desa Bersama Amartha

26 Juli 2025   12:40 Diperbarui: 26 Juli 2025   12:40 1271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu, Jumat 18 Juli 2025, menjadi kesempatan yang menyenangkan bagi saya karena setelah sekian tahun, bisa mengikuti kembali kegiatan bersama Kompasiana. Bersama teman-teman Kompasianer dan tim Amartha, saya memulai perjalanan kecil yang meninggalkan kesan besar. Tujuan kami adalah mengunjungi dua sosok perempuan penggerak ekonomi desa: Ibu Lina dari Master Lemon dan Ibu Sherly dari SN Collection yang keduanya berada di kawasan Kabupaten Bandung Barat.

Ibu Lina dan Rasa Asam Perjuangan yang Kini Menghasilkan Manis

Perjalanan kami tiba di sebuah rumah sederhana di Desa Cikahuripan, Lembang. Di sanalah Ibu Lina menyambut kami dengan senyum hangat, sembari memperkenalkan sederet produk olahan lemon hasil racikannya sendiri. Siapa sangka, di balik sebotol sari lemon yang segar, tersimpan kisah perjuangan yang tidak main-main.

Ibu Lina dan suaminya mengawali usaha pertanian dari bawah. Pada tahun 2016, mereka bahkan rela menjual motor satu-satunya untuk membeli bibit lemon. "Waktu itu kami benar-benar kepepet, tapi suami saya bilang: 'Kita harus mulai dari sesuatu yang kita bisa urus sendiri, walau kecil dan usahakan tidak meminjam ke bank'. Jadi kami nekat saja," cerita Ibu Lina sambil tertawa kecil.

(Dok. Pribadi Berbagi Produk Olahan Master Lemon Lembang)
(Dok. Pribadi Berbagi Produk Olahan Master Lemon Lembang)

Awalnya, mereka mencoba menjual sayur dan susu. Tapi kemudian melihat potensi dari lemon, mereka pun beralih. Suami bertugas menanam dan membina kelompok tani. Hingga kini sudah lebih dari 50 kelompok yang terlibat, sementara Bu Lina menjadi dapur produksi. Sinergi suami istri yang solid.

Tahun-tahun awal penuh tantangan. Mereka mencari pasar sendiri, mengikuti pameran berdua naik motor, dan mencari konsumen dari pintu ke pintu. Namun, perlahan kepercayaan tumbuh, pasar terbentuk, dan produk semakin dikenal. Saat pandemi melanda pada 2020, sari lemon justru menjadi primadona. "Waktu pandemi, orang banyak cari lemon untuk jaga imun. Alhamdulillah, justru saat itu pesanan meningkat tajam", tutur Ibu Lina.

Kini, Master Lemon bisa mengolah hingga 600 kilogram jeruk segar dan memproduksi 3.000 botol sari lemon per bulan. Omzetnya menyentuh angka 15 juta Rupiah, dan produknya tersebar ke reseller di Jakarta, Bekasi, Cirebon, hingga Indramayu.

(Dok. Pribadi Kunjungan Kompasianer di Rumah Bu Sherly SN Collection)
(Dok. Pribadi Kunjungan Kompasianer di Rumah Bu Sherly SN Collection)

Usaha ini dimulainya sejak 2010 bersama ibunya. Dari hanya 10 macam produk, kini koleksinya mencapai lebih dari 10 variasi. Bersama dua orang karyawan, Ibu Sherly bisa memproduksi hingga 250 tas besar per bulan. Produk-produk rajutannya bahkan bisa ditemukan di tempat wisata populer seperti D'Castello Ciater, dengan harga mulai dari 30 ribu hingga 250 ribu Rupiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun