Mohon tunggu...
Fauzi Wahyu Zamzami
Fauzi Wahyu Zamzami Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia. Tertarik untuk meneliti isu-isu Diplomasi Publik, Nation Branding, dan Komunikasi Global.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Diplomasi di Era Artificial Intelligence

28 Juni 2020   07:58 Diperbarui: 28 Juni 2020   13:37 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kecerdasan Buatan | Photo by Franck V. on Unsplash (Unsplash.com/@franckinjapan)

Keuntungan kompetitif yang dapat ditawarkan oleh sistem semacam itu kepada negosiator tidak dapat diabaikan, meskipun peringatan tetap ada untuk kasus-kasus di mana negosiasi akan melibatkan keputusan semi-terstruktur seperti negosiasi iklim atau Digital Geneva Convention untuk melindungi ruang maya.

Masalah untuk kasus-kasus seperti itu terletak pada tingkat kebenaran data yang lebih rendah (kepercayaan terhadap data) ketika berhadapan dengan hal-hal yang dapat dengan mudah menjadi subjek interpretasi dan kontestasi.

Oleh karena itu, kebutuhan akan keahlian dan penilaian manusia yang lebih kuat sangat diperlukan untuk menilai kursus yang bersaing dari tindakan sesuai dengan definisi kepentingan nasional yang disepakati oleh pembuat kebijakan luar negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun