Mohon tunggu...
Fauzi Raziani
Fauzi Raziani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

lagi belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menjadi Manusia Nusantara

28 Juni 2023   17:22 Diperbarui: 28 Juni 2023   17:25 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya yang berasal dari kampus yang berlandaskan Islam melihat fenomena ini sebagai hal yang sangat positif, bahwasannya nilai-nilai agama masih dijunjung tinggi di kampus yang walaupun tidak terdapat program studi keagamaan. Hal ini juga penting bagi kelangsungan bangsa Indonesia yang masyarakatnya mengesakan Tuhan, bahkan hal tersebut tertuang jelas dalam sila pertama Pancasila.

Bertemu banyak orang yang berbeda menjadikan saya semakin terbuka ketika melihat perbedaan yang terkadang bisa dianggap negative oleh sebagian orang yang belum terbiasa merasakannya. Mulai dari adat istiadat atau kebiasaan dan dialek yang kadang menjadi hambatan dalam komunikasi lintas budaya. 

Maka suatu kesyukuran bagi saya karena menyadari hal itu dari masa kuliah, supaya kedepannya di masa mendatang saya akan lebih siap dan lebih fleksibel ketika bertemu beragam orang yang berasal dari latar belakang yang beda juga.

img-3673-jpg-649c07eee1a1677ae1072502.jpg
img-3673-jpg-649c07eee1a1677ae1072502.jpg
Ada satu hal yang sangat menarik bagi saya. Jika nanti program ini berakhir dan saya harus kembali ke kampus asal, hal ini lah yang menjadi topik menarik utama yang akan saya bagikan kepada teman-teman saya di Universitas Darussalam Gontor khususnya keluarga besar Program Studi Hubungan Internasional. 

Hal tersebut adalah culture atau atmosfir pendidikan yang dijalani dan terbentuk oleh dosen serta mahasiswa di Hubungan Internasional Universitas Andalas. Kata seperti "Pak" atau "Bu" mungkin sudah biasa dipakai ketika kita berkomunikasi dengan para dosen. 

Namun, sama halnya dengan kampus saya yang menggunakan "Ustadz & Ustadzah" ataupun "Miss", di Unand kami memanggil dosen kami dengan "Bang" dan "Kakak" walaupun usia para dosen di sini tidak semuda kedua kata tersebut. 

Hal ini yang menurut saya menjadikan hubungan antara mahasiswa dan dosen di HI Unand menjadi lebih cair yang terwadahi oleh kekeluargaan yang timbul dalam suasana pendidikan di kampus ini. 

Bagi saya, membutuhkan kurang lebih waktu 2 sampai 3 pekan untuk terbiasa memanggil dosen di sini dengan kedua kata tersebut. Selain itu, saya juga memahami beberapa perbedaan entah itu kelebihan maupun kekurangan antara kampus saya dan kampus negeri nan besar seperti Universitas Andalas ini.

Perbedaan serta keunikan yang saya terima selama hidup dan belajar di Unand membuat saya memahami arti keberagaman. Terutama, saya lebih memahami lagi keberagaman khususnya tentang budaya dan agama. 

Bagaiman saya bertemu dan bergaul dengan orang yang berasal dari pulau yang berbeda, bahkan beruntungnya saya berbagi kamar dengan empat orang teman saya yang salah satunya beragama Protestan, yang sebelumnya masih agak asing bagi saya.

Menurut saya menajdi manusia nusantara tidaklah sulit, namun tidak bisa dikatakan mudah. Bekal dalam menjadi manusia nusantara adalah bagaimana kita membangun rasa hormat kita pada orang lain, baik yang mempunyai latar belakang yang sama dengan kita ataupun yang benar-benar asing bagi kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun