Politik uang sudah lama tumbuh dalam sistem sosial kemasyarakatan di Indonesia. Politik uang sangat menghambat dalam membangun proses demokrasi yang sehat karena dampaknya yang sangat merusak. Anggota Bawaslu, Ratna Dewi Pettalolo, mengatakan bahwa generasi muda termasuk dalam kelompok pemilih pemula yang rentan menjadi sasaran politik uang. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman pemilih pemula terhadap pendidikan politik sejak dini.
Lantas, bagaimana cara menanggulangi praktik politik uang?
Dilansir dari laman website stisipsains.oc.id.,  beberapa cara dalam menanggulangi isu politik uang. Pertama, berliterasi politik, khususnya  masyarakat. Masyarakat tentunya perlu mendapat perhatian lebih untuk mengeliminasi praktik politik uang di masa mendatang. Pendidikan politik baiknya disertakan dalam setiap lapisan masyarakat seperti pemerintah, politisi, lembaga pendidikan, maupun tim penyelenggara pemilu sebagai garda terdepan. Kedua, menerapkan tindakan sederhana yang ditumbuhkan dengan cara mendorong edukasi berupa sosialisasi dengan memanfaatkan era digital, misalnya berupa video pendek yang menjelaskan dampak berkepanjangan yang dihasilkan praktik politik uang menjelang hari pemilu, yang dinilai lebih sesuai bagi generasi muda. Tanpa adanya sinergi figur politik dan publik yang tergerak untuk peduli melawan segala bentuk politik uang, sangat tidak mungkin tindak kecurangan yang mengaburkan visi masyarakat dapat teratasi.
Secara mendasar, upaya untuk mengatasi persoalan politik uang merupakan langkah penting yang memerlukan berbagai strategi. Melalui sinergi antara regulasi hukum yang kuat, kesadaran masyarakat yang meningkat, serta komitmen dari para pemangku kepentingan, harapan untuk mewujudkan proses demokrasi yang lebih bermartabat dapat menjadi kenyataan. Dengan memanfaatkan potensi ini sebagai pendorong perubahan, kita dapat merintis jalan menuju pesta demokrasi yang adil pada Pemilu 2024 ini.