Mohon tunggu...
Fauziah Ayu Lestari
Fauziah Ayu Lestari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu Rumah Tangga

Hanya Ibu rumah tangga biasa yang mencoba gemar membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nabi Ibrahim as. Simbol Iman dan Ketaatan pada Allah

1 Juli 2023   23:15 Diperbarui: 1 Juli 2023   23:23 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.albawaba.net

Cerita kita hari ini tentang nabi yang menantang raja Babel yang sombong dan hukumannya adalah dilemparkan ke dalam api. Nabi yang menyeru ayahnya dan kaumnya untuk meninggalkan penyembahan berhala dan beriman kepada Allah. Nabi yang bersedia menyembelih putranya yang tercinta karena perintah Tuhan. Beliau adalah Nabi Ibrahim as.

Nabi Ibrahim as. lahir di tanah Babel Irak, tepatnya di kota Ur dekat sungai Tigris, pada masa kaum Kan'an yang diperintah oleh raja kuat dan tirani bernama "Namrod bin Kan'an". Namrud mengaku sebagai tuhan dan menyembah berhala

Ayah Nabi Ibrahim as bernama Taruh atau Azar. Beliau keturunan Nuh as. sekaligus pembuat berhala. Nabi Ibrahim as memiliki dua saudara bernama "Nahor dan Haran", Haran adalah ayah dari Nabi "Luth" as.

Meskipun Nabi Ibrahim dibesarkan di lingkungan para penyembah berhala tetapi Nabi Ibrahim memiliki akal sehat dan pemikiran yang baik. Ia berpikir bagaimana mungkin manusia menyembah patung yang mereka buat sendiri. Bahkan sekedar mengusir lalat dari dirinya saja patung itu tidak bisa. Ibrahim pun mulai mengamati hukum alam di sekitarnya.

Allah memberi petunjuk kepada Nabi Ibrahim pada kebenaran dan mengenal tauhid. Dia memutuskan untuk menyeru ayahnya untuk menyembah Allah dan berhenti membuat berhala. Tetapi sayangnya ayahnya menolak tauhid. Ia tidak mau meninggalkan ajaran nenek moyangnya. Meskipun demikian Nabi Ibrahim selalu  memohon ampun kepada Allah dan meminta pengampunan untuk ayahnya.  Ketika Allah memberitahu Nabi Ibrahim bahwa ayahnya telah menjadi kafir dan tidak akan percaya lagi, Nabi Ibrahim bertaubat. Dia tetap memperlakukan ayahnya dengan lembut meskipun ia kafir. Nabi Ibrahim menyeru kaumnya dengan bukti-bukti, argumen-argumen, dan mengajak mereka berpikir. Tapi mereka selalu menyangkal. Lalu Nabi Ibrahim as melakukan sesuatu yang akan membuat kaumnya tahu bahwa mereka salah.

Nabi Ibrahim menyelinap ke kuil di malam hari dan menghancurkan semua berhala. Lalu menggantungkan kapak pada berhala terbesar. Keesokan harinya kaum Nabi Ibrahim terkejut melihat berhala-berhala mereka hancur, mereka membawanya dan berkata kepadanya, "Apakah kamu yang menghancurkan tuhan-tuhan kami ini, hai Ibrahim?" Dia berkata kepada mereka, "Bukan. Berhala besar ini yang melakukannya, dan coba tanyakan padanya." Tentu saja kaumnya tahu bahwa patung-patung itu tidak bisa berbicara. Mereka yakin bahwa Ibrahim lah yang melakukannya untuk membuktikan kepada mereka bahwa tuhan-tuhan mereka itu hanyalah berhala. Mereka tahu itu namun menolak untuk mengakuinya.

Setelah ia membuktikan kepada kaumnya betapa dangkalnya pikiran mereka. Tidak mungkin ada Tuhan yang lemah, tidak bisa membela diri sendiri. Alih -- alih mendengarkan Ibrahim, justru mereka akan membalas dendam padanya. Mereka memutuskan untuk membakarnya hidup-hidup.

Mereka mengumpulkan seluruh kaum agar hukuman ini  menjadi pelajaran bagi semua orang. Mereka membuat api besar yang menakutkan dan melempar Ibrahim ke dalamnya. Tapi Allah memiliki hikmah dan melakukan mukjizat besar yang disebutkan dalam Al-Quran, ketika Dia berkata kepada api: "Jadilah dingin dan damai bagi Ibrahim" dan memang suhu api berubah menjadi dingin, tidak menyakiti Nabi Ibrahim sama sekali. Ia tetap hidup di dalam nyala api di depan mata kaumnya.

Keadaan ini terjadi selama beberapa hari sampai api padam sama sekali dan Nabi Ibrahim keluar dengan selamat. Nama Nabi Ibrahim tersebar di lidah semua orang dan  sampailah berita ini kepada Raja Namrud. Menurut beberapa sumber terjadilah dialog terkenal yang disebutkan Allah dalam kitab-Nya yang mulia ketika Namrod berkata: "Aku yang memberi hidup dan mati", maka Nabi Ibrahim berkata kepadanya: "Sesungguhnya Allah mendatangkan matahari dari timur maka datangkanlah ia dari barat". Namrud diam dan tidak bisa menjawabnya sama sekali dan dia dipermalukan oleh Nabi Ibrahim. Untuk kedua kalinya Nabi Ibrahim menang berargumen.

Setelah beberapa tahun keluarlah perintah dari Allah kepada Nabi Ibrahim. Maka dia meninggalkan kaumnya dan memulai perjalanannya ke Palestina. Dalam perjalanan ini dia bersama istrinya Sarah dan keponakannya Luth as. Di perjalanan mereka berhenti di tempat bernama Moriah. Mereka membangun tempat sholat untuk Allah. Tempat ini disebutkan dalam Kitab Kejadian "Lalu dia sampai di Palestina, dan tinggal di Betlehem, dan Allah memberkati dia di tanahnya, dan berjanji kepadanya bahwa Dia akan menjadikan keturunannya banyak."

Nabi Ibrahim dan isitrinya semakin tua, sedangkan mereka belum dikaruniai anak. Sarah menawarkan kepada Ibrahim budak wanitanya Hajar yang berasal dari Mesir. Maka dia menikahinya. Hajar hamil dan melahirkan nabi Ismail. Sat itu usia nabi Ibrahim delapan puluh tahun.

Dan tentu saja kebahagiaan Nabi Ibrahim dengan putranya Ismail adalah kebahagiaan yang sangat besar. Bayangkan seseorang diberi anak pertamanya ketika usianya lebih dari 80 tahun. Tentu saja Anda tidak bisa membayangkan betapa besarnya cintanya kepadanya. Dan dari sini, inilah ujian dan cobaan ilahi bagi Nabi Ibrahim, karena setelah beberapa tahun, Nabi Ibrahim alaihissalam melihat dalam mimpinya bahwa dia menyembelih putranya Ismail. Mimpi  ini terus berulang setiap hari. Nabi Ibrahim mengerti bahwa ini adalah perintah Allah Ta'ala, Dia membawa putranya ke Mekah, dan memberitahunya tentang mimpi yang datang kepadanya. Jawaban Ismail as adalah taat dan sabar.

Nabi Ibrahim as membawa putranya ke gunung yang bernama Thabir. Ia meletakkan kepalanya di atas batu dan mengangkat pisau untuk menyembelihnya. Maka Allah SWT berfirman: "Hai Ibrahim, sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu", maka Allah mewahyukan kepada Nabi Ibrahim as bahwa dia harus menyembelih domba besar sebagai ganti putranya, dan memberitahunya bahwa itu adalah ujian dari Allah untuk menguji  keiman dan ketaatannya.

Dalam hadits shahih disebutkan bahwa tempat Nabi Ibrahim menyembelih Ismail itu disebut Mina. Tempat dimana para jama'ah haji menyembelih hewan kurban.

Di Palestina, para malaikat memberi kabar gembira kepada Ibrahim as bahwa istrinya Sarah akan melahirkan anak keduanya bernama Ishak. Dari keturunan Ishak ini  nantinya akan ada seorang nabi bernama Ya'qub. Ibrahim as. sangat gembira dengan berita itu, dan berdoa kepada Tuhannya dengan ucapan syukur. Sarah melahirkan Ishak saat nabi Ibrahi berusia sembilan puluh tahun. Di beberapa riwayat disebutkan usianya 102 tahun.

Setelah beberapa tahun , Allah SWT mewahyukan kepada Ibrahim as bahwa dia harus kembali ke Mekah untuk mengunjungi putranya Ismail. Maka Ibrahim as pergi dan menemukan putranya sudah besar dan menikah. Maka dia sangat gembira dengannya, Allah memerintahkan agar mereka berdua membangun sebuah rumah untuk melayani orang-orang yang beriman.

Ibrahim as dan putranya Ismail mulai membangun rumah itu. Ibrahim meletakkan batu-batu dan Ismail mengangkatnya. Dan di tengah-tengah apa yang mereka lakukan itu, mereka berdoa kepada Allah dan meminta-Nya penerimaan dan rahmat. Ketika bangunan itu meninggi, Ibrahim as membawa batu besar dan meletakkannya di tempat yang disebut Maqam. Ia berdiri di atasnya agar bisa mengangkat batu-batu dan meletakkannya di atas rumah. Jejak kaki Nabi Ibrahim as tercetak di Maqam itu. Bangunan ini tetap ada sampai sekarang dan kita mengenalnya dengan Ka'bah.

Ibrahim as meninggal di usia yang sangat tua dan dimakamkan di kota Hebron di Palestina. Tempat ini dikenal sebagai Masjid Al-Ibrahimi yang berisi makamnya dan makam istrinya Sarah dan putranya Ishak dan cucunya Ya'qub as.

Demikianlah akhir dari kisah Nabi Ibrahim. Lambang iman dan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla. Kisah dan ajarannya masih berlanjut sepanjang zaman dan menginspirasi kita sampai hari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun