Mohon tunggu...
fauzan zaifudin
fauzan zaifudin Mohon Tunggu... Mahasiswa

hobi otomotif

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kebijakan Penggunaan Bensin Campur Etanol di Indonesia : Peluang, Tantangan, dan Arah Pengembangan

14 Oktober 2025   09:15 Diperbarui: 14 Oktober 2025   08:57 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah menunjukkan komitmen baru terhadap pengembangan etanol. Program percontohan E5 di Surabaya dan Jakarta menjadi langkah awal yang penting. Pertamina bersama perusahaan lokal seperti PT Enero terus mengembangkan fasilitas produksi bioetanol berbasis tebu dan singkong.

Ke depan, ada tiga langkah strategis yang perlu diperkuat:

  1. Diversifikasi Sumber Bahan Baku.
    Indonesia perlu memperluas bahan baku etanol tidak hanya dari tebu, tetapi juga dari singkong, sagu, bahkan limbah pertanian seperti jerami padi dan tongkol jagung. Teknologi second-generation bioethanol dapat menjadi solusi jangka panjang.
  2. Pemberian Insentif Ekonomi.
    Pemerintah harus meniru kebijakan Brasil dan Thailand dalam memberikan subsidi harga, pembebasan pajak, atau jaminan pembelian oleh Pertamina. Dengan begitu, produksi etanol dapat meningkat dan lebih kompetitif dibanding bensin impor.
  3. Edukasi Publik dan Standardisasi Kendaraan.
    Sosialisasi yang lebih luas perlu dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar campuran etanol. Produsen otomotif juga perlu didorong untuk menyesuaikan spesifikasi kendaraan dengan bahan bakar E20 ke atas.

Kesimpulan

Kebijakan bensin campur etanol di Indonesia merupakan langkah penting menuju kemandirian energi dan ekonomi hijau. Walaupun telah memiliki dasar hukum dan target yang jelas, pelaksanaannya masih menghadapi kendala serius, mulai dari pasokan bahan baku hingga dukungan finansial. Jika pemerintah mampu memperkuat koordinasi antar-sektor, memberikan insentif bagi produsen, serta meningkatkan kesadaran publik, maka bioetanol dapat menjadi pilar penting dalam transisi energi nasional.

Pengalaman negara lain menunjukkan bahwa keberhasilan tidak hanya bergantung pada ketersediaan sumber daya alam, tetapi juga pada konsistensi kebijakan dan keberpihakan ekonomi terhadap energi terbarukan. Dengan potensi alam yang besar dan dukungan teknologi yang terus berkembang, Indonesia memiliki peluang nyata untuk menjadikan bensin campur etanol bukan sekadar wacana, melainkan solusi strategis menuju masa depan energi yang bersih, mandiri, dan berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun