Mohon tunggu...
Fauzan Dzaky Ramadhan
Fauzan Dzaky Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa

"Bermimpi adalah langkah awal dari harapan untuk mencapai keberhasilan. Namun, mimpi tetaplah mimpi, jika tidak ada tindakan nyata."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Kristal Cahaya Xylon: Harta Karun di Ujung Galaksi"

12 Oktober 2025   08:02 Diperbarui: 12 Oktober 2025   08:02 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di tahun 2084, dunia penuh dengan teknologi maju, namun krisis energi global masih menghantui kehidupan di Bumi. Tim ilmuwan dipimpin oleh Dr. Aira Nabila mengadakan ekspedisi ke Planet Xylon, sebuah planet yang jauh di ujung galaksi yang kabarnya menyimpan harta karun berupa sumber energi luar biasa.

Planet Xylon dipenuhi hutan kristal raksasa yang memancarkan cahaya alami berwarna ungu kebiruan, yang belum pernah terjelajahi secara ilmiah. Alamnya asing namun menakjubkan, penuh dengan ekosistem yang belum diketahui manusia.

Setelah mendarat dengan tim dan peralatan canggih, mereka terpana oleh pemandangan hutan kristal raksasa yang berkilauan. Benda-benda kristal berbentuk piramida dan prismatik tersebar di tanah dan dahan-dahan pohon. Di bawah sinar matahari ungu, kristal ini memberikan cahaya yang menenangkan sekaligus misterius.

Tim mulai mengumpulkan sampel dan mengamati fenomena aneh: kristal-kristal ini ternyata bisa menyimpan energi dalam bentuk gelombang cahaya dan menghasilkan listrik secara alami. Namun, penelitian mereka terganggu ketika LUMI menemukan sinyal artefak kuno di kedalaman hutan.

Dengan hati-hati, mereka menelusuri sinyal itu dan menemukan reruntuhan sebuah peradaban asing yang pernah menghuni planet ini ribuan tahun lalu. Disebutkan dalam catatan holografis bahwa ini adalah "Sumber Kehidupan Xylon" --- sebuah kristal besar yang dapat menghasilkan energi tanpa batas, ramah lingkungan, dan bisa mengubah masa depan manusia.

Namun, kristal tersebut dijaga oleh sistem keamanan kuno berupa tantangan ilmiah dan jebakan mekanik. Untuk mendapatkannya, tim harus memecahkan kode rumit berbasis sains multidisiplin, menggabungkan biokimia, fisika, dan teknologi tinggi.

Setiap teka-teki yang terpecahkan membawa mereka lebih dekat ke "Kristal Cahaya" --- treasure sesungguhnya yang tak hanya berupa benda, tetapi juga pengetahuan luar biasa yang mampu merevolusi energi dunia. Saat mereka hampir mencapai kristal, badai elektromagnetik hebat mengancam menenggelamkan tempat itu. Namun, LUMI menggunakan data badai yang direkam Dira untuk membuat perisai energi pelindung.

Dengan usaha keras, mereka berhasil mengangkut Kristal Cahaya itu keluar ke permukaan. Cahaya ungu dari kristal memancar kuat dan menenangkan badai. Mereka meresapi arti sebenarnya dari "harta karun" ini bukan hanya berupa kristal, tetapi juga masa depan masa depan yang hijau dan berkelanjutan bagi manusia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun