Jepara -- Desa Kemujan di Kepulauan Karimunjawa tengah berbenah untuk memanfaatkan potensi rumput laut sebagai daya tarik wisata. Lewat kegiatan penyuluhan yang digelar pada 3 Juni 2025, masyarakat mulai dikenalkan pada konsep integrasi budidaya rumput laut Kappaphycus sp. dengan wisata edukasi berbasis alam.
Kegiatan yang berlangsung di Dusun Mrican ini diikuti oleh warga, terutama para ibu rumah tangga yang tertarik meningkatkan usaha keluarga. Mereka mendapat wawasan tentang cara memanfaatkan hasil budidaya tidak hanya dijual mentah, tetapi juga diolah menjadi produk bernilai tambah, hingga dikembangkan sebagai paket wisata edukasi.
"Rumput laut bukan sekadar komoditas. Kalau dikemas dengan wisata, bisa jadi identitas dan sumber ekonomi baru bagi Desa Kemujan," jelas tim penyuluh dari Universitas Diponegoro.
Dalam penyuluhan itu, warga dikenalkan dengan ide membangun paket wisata edukasi, galeri produk olahan, hingga spot wisata tematik yang menampilkan langsung proses budidaya. Wisatawan nantinya bisa ikut belajar menanam, memanen, sekaligus menikmati panorama laut Karimunjawa yang jernih dan pantai berpasir putih.
Konsep ini diyakini mampu membedakan Kemujan dari destinasi wisata lain di Karimunjawa. Apalagi, jika dipadukan dengan fasilitas penunjang seperti dermaga mini, jalur interpretasi, dan promosi produk lokal.
Antusias Tinggi, Tantangan Juga Ada
Masyarakat menyambut positif gagasan ini. Namun, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, mulai dari kebutuhan pendanaan, hingga masih minimnya kerja sama lintas dusun. Tanpa kolaborasi, rencana pengembangan wisata terpadu bisa terhambat.
Untuk itu, para pendamping menyarankan pendekatan bertahap, pemanfaatan teknologi sederhana, dan forum musyawarah desa agar tercipta visi kolektif.
Harapan Jadi Destinasi Unggulan
Meski masih panjang jalannya, kegiatan ini memberi harapan baru. Rumput laut Kappaphycus sp. tak lagi dipandang sebagai hasil laut mentah semata, melainkan juga peluang menjadikan Desa Kemujan sebagai destinasi wisata edukasi yang berkelanjutan.