Mohon tunggu...
Fauzan Abdurrahman
Fauzan Abdurrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Peternakan Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penyakit Ringworm Pada Ruminansia, Mahasiswa KKNT UNDIP Hadirkan Solusi Penanganan Sederhana Secara Alami Dengan Balm Minyak Kelapa dan Bawang Putih

4 Juli 2025   07:02 Diperbarui: 4 Juli 2025   07:02 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Leaflet Sosialisasi Pembuatan Balm SMKB Untuk Penanganan Secara Alami Terhadap Ringworm Pada Ruminansia

Pilar 1: Sosialisasi dan Edukasi Komunitas

Pilar pertama adalah kegiatan "sosialisasi" yang dirancang sebagai sesi edukasi interaktif bagi para peternak. Fokus dari kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai penyakit ringworm. Materi yang disampaikan mencakup topik-topik krusial seperti cara mengidentifikasi gejala klinis awal, pemahaman tentang mekanisme penularan (baik antarhewan, melalui lingkungan, maupun dari hewan ke manusia), dan yang terpenting, langkah-langkah pencegahan. Edukasi ini secara langsung menargetkan faktor-faktor predisposisi yang telah diidentifikasi, seperti pentingnya menjaga kebersihan kandang, memastikan ventilasi yang baik, dan mengelola kelembaban untuk meminimalisir kondisi yang mendukung pertumbuhan jamur. Dengan membekali peternak dengan pengetahuan ini, program bertujuan untuk mengurangi insiden penyakit di masa depan dan memutus siklus penularan.   

Pilar 2: Lokakarya Praktis Pembuatan Balm SMKB

Pilar kedua adalah komponen praktis berupa lokakarya pembuatan "Balm SMKB". Dalam sesi ini, Fauzan Abdurrahman memandu para peternak melalui proses pembuatan salep dari awal hingga akhir. Prosesnya sengaja dirancang agar sangat sederhana dan dapat direplikasi dengan mudah. Ini mencakup pemilihan bahan baku yang mudah didapat dan terjangkau (minyak kelapa dan bawang putih), teknik preparasi (seperti menghancurkan bawang putih untuk mengaktifkan senyawa allicin), dan cara mencampurkan kedua bahan tersebut hingga menjadi sediaan salep yang stabil. Selain itu, demonstrasi mengenai cara aplikasi salep yang benar---yaitu dengan mengoleskannya secara topikal pada area lesi---juga menjadi bagian penting dari lokakarya.

Sinergi antara kedua pilar ini merupakan inti dari kekuatan strategis program. Intervensi ini tidak berhenti pada pemberian "obat" semata. Dengan mengintegrasikan alat kuratif (Balm SMKB) dengan strategi preventif (edukasi tentang manajemen kandang dan kebersihan), program ini menciptakan sebuah model manajemen penyakit yang komprehensif. Peternak tidak hanya diberi solusi untuk mengobati infeksi yang sudah ada, tetapi juga diberdayakan dengan pengetahuan untuk mencegah wabah di masa mendatang. Pendekatan terpadu ini jauh lebih berkelanjutan daripada intervensi yang hanya berfokus pada pengobatan, karena ia menargetkan akar penyebab masalah dan membangun kapasitas jangka panjang di dalam komunitas.

Validasi Ilmiah Balm SMKB: Sebuah Formulasi Etnoveteriner

Keefektifan Balm SMKB sebagai agen antijamur bukanlah kebetulan, melainkan didasarkan pada sifat biokimia dari bahan-bahan penyusunnya. Formulasi ini merupakan contoh cemerlang dari kearifan etnoveteriner yang divalidasi oleh ilmu pengetahuan modern.

Mekanisme Antijamur Minyak Kelapa (Minyak Kelapa)

Minyak kelapa, terutama Virgin Coconut Oil (VCO), telah lama dikenal memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk sifat antijamur yang kuat. Kekuatan ini berasal dari kandungan asam lemak rantai sedang (Medium-Chain Fatty Acids atau MCTs) yang tinggi, khususnya asam laurat dan asam kaprat. Mekanisme kerja utama dari MCTs ini adalah dengan merusak struktur membran sel jamur. Asam laurat dan asam kaprat dapat berintegrasi ke dalam lapisan ganda lipid (lipid bilayer) yang membentuk membran sel jamur. Integrasi ini mengganggu fluiditas dan integritas membran, menyebabkannya menjadi lebih permeabel. Akibatnya, komponen-komponen vital di dalam sitoplasma sel jamur bocor keluar, dan sel kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan keseimbangan osmotik. Proses ini pada akhirnya menyebabkan lisis (pecahnya) sel dan kematian jamur. Sejumlah penelitian telah mengkonfirmasi aktivitas antijamur minyak kelapa terhadap berbagai patogen, termasuk Candida albicans dan Microsporum canis, salah satu jamur penyebab ringworm.   

Aksi Antimikotik Poten dari Bawang Putih (Bawang Putih)

Bawang putih adalah komponen kunci kedua dalam formulasi Balm SMKP, yang memberikan kekuatan antimikotik (antijamur) yang poten. Khasiat ini terutama disebabkan oleh senyawa organosulfur yang disebut allicin. Penting untuk dicatat bahwa allicin tidak ada dalam bawang putih utuh; senyawa ini baru terbentuk ketika siung bawang putih dihancurkan, dipotong, atau dikunyah, yang memicu reaksi enzimatik antara senyawa alliin dan enzim alliinase.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun