Mohon tunggu...
Pekik Aulia Rochman
Pekik Aulia Rochman Mohon Tunggu... Petualang Kehidupan Dimensi Manusia yang diabadikan dalam https://theopenlearner333.blogspot.com/

I can't do anything, I don't know anything, and I am nobody. But, I am An Enthusiast in learning of anything.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenikmatan Instan vs Penjara Batin, Mengapa Sulit Lepas?

6 Agustus 2025   09:26 Diperbarui: 14 Agustus 2025   17:01 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Shiyam (puasa): Mereduksi energi berlebih dan menundukkan ego.

  • Dzikir dan Tafakkur: Mengalihkan fokus dari syahwat ke hadirat Ilahi.

  • Bahkan Ibn Qayyim menulis:

    "Siapa yang menahan syahwat karena Allah, Allah ganti dengan kenikmatan yang lebih kekal."

    Tasawuf tidak meminta kita menekan diri secara sadis, tapi mengalihkan energi dari dorongan destruktif menjadi daya kreatif---menulis, berdzikir, berolahraga, bahkan berjuang dalam kebaikan.

    Di sinilah rahasia besar: energi yang sama bisa menjerumuskan atau mengangkat, tergantung arah yang kita pilih.

    Jalan Keluar -- Dari Candu ke Kendali

    Setelah memahami bahaya dari sisi agama, psikologi, dan tasawuf, muncul pertanyaan besar: Bagaimana cara lepas dari lingkaran candu ini? Jawabannya bukan sekadar "menahan," tapi mengalihkan energi syahwat menjadi kekuatan spiritual dan produktif. Berikut tiga pilar strateginya:

    1. Kesadaran & Taubat (Spiritual Reset)

    Langkah pertama adalah berhenti menganggap ini "masalah kecil." Sadari bahwa setiap kebiasaan akan membentuk diri. Al-Qur'an menegaskan:

    "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami."
    (QS. Al-Ankabut: 69)

    Taubat bukan sekadar istighfar, tapi komitmen untuk putus rantai dosa. Tuliskan niat: "Saya tidak ingin jadi budak nafsu, saya ingin jadi hamba yang merdeka."

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun