Mohon tunggu...
Pekik Aulia Rochman
Pekik Aulia Rochman Mohon Tunggu... Petualang Kehidupan Dimensi Manusia yang diabadikan dalam https://theopenlearner333.blogspot.com/

I can't do anything, I don't know anything, and I am nobody. But, I am An Enthusiast in learning of anything.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenikmatan Instan vs Penjara Batin, Mengapa Sulit Lepas?

6 Agustus 2025   09:26 Diperbarui: 14 Agustus 2025   17:01 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Dampak pada Fokus dan Motivasi
Setiap kali kita memilih pelampiasan instan, otak belajar mencari jalan pintas untuk reward. Akibatnya, motivasi untuk mengejar hal besar---karier, ibadah, atau belajar---melemah. Studi di Frontiers in Human Neuroscience mencatat bahwa kebiasaan ini menurunkan grey matter di prefrontal cortex, bagian otak yang bertanggung jawab pada pengendalian diri dan pengambilan keputusan.

4. Merusak Keintiman dengan Pasangan
Fantasi pornografi menciptakan standar yang tidak realistis. Hubungan nyata terasa "kurang memuaskan." Sebuah riset di Journal of Sex Research menunjukkan, konsumsi pornografi berkorelasi negatif dengan kepuasan hubungan dan meningkatkan risiko perselingkuhan emosional.

Jadi, masalahnya bukan sekadar dosa. Ini adalah rekayasa otak yang membuat kita kehilangan kendali, fokus, bahkan kehangatan dalam hubungan. Kita bukan lagi penguasa nafsu, tapi budaknya.

"Apa yang kamu latih, itulah yang menguasaimu."
--- Prinsip Neurosains

Perspektif Tasawuf -- Energi Nafsu dan Jalan Menuju Cahaya

Dalam tasawuf, nafsu seksual tidak dianggap musuh yang harus dimatikan, tetapi energi yang harus diarahkan. Imam Al-Ghazali menyebut syahwat sebagai "kuda yang bisa membawamu ke surga jika kau kendalikan, dan menjerumuskanmu ke neraka jika kau biarkan liar."

1. Energi Syahwat adalah Amanah
Setiap dorongan seksual membawa potensi energi vital. Jika diarahkan dalam pernikahan, ia menjadi ibadah. Namun ketika dilampiaskan melalui onani dan pornografi, energi ini tumpah tanpa makna. Akibatnya, batin merasa kosong, ibadah hambar, dan hati gelap. Para sufi menyebut ini sebagai hijab---tabir yang menghalangi cahaya Ilahi.

2. Dampak Spiritual: Jatuh ke Frekuensi Rendah
Dalam bahasa spiritual, setiap amal memancarkan frekuensi. Nafsu yang dituruti secara liar menurunkan vibrasi jiwa ke wilayah rendah---dunia ego, bukan cinta Ilahi. Rumi mengingatkan:

"Keinginan adalah api; jika tak kau kendalikan, api itu membakar rumah hatimu."

Ini bukan sekadar metafora. Mereka yang terjebak candu syahwat sering merasakan hati kering, zikir terasa hampa, sholat seperti rutinitas mekanis.

3. Jalan Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa)
Tasawuf mengajarkan tiga langkah mengangkat energi nafsu menjadi bahan bakar spiritual:

  • Muraqabah (kesadaran): Mengingat Allah sebelum keinginan menguasai.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun