Mohon tunggu...
Pekik Aulia Rochman
Pekik Aulia Rochman Mohon Tunggu... Petualang Kehidupan Dimensi Manusia yang diabadikan dalam https://theopenlearner333.blogspot.com/

I can't do anything, I don't know anything, and I am nobody. But, I am An Enthusiast in learning of anything.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Surat Cinta untuk Indonesia (Dari Seseorang yang Tak Ingin jadi Apatis)

23 Maret 2025   09:47 Diperbarui: 24 Maret 2025   09:13 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Reinaldo Reinhart from Pixabay 

Pembuka:

Beberapa hari ini, pikiranku dipenuhi keresahan. Bukan soal pribadi, bukan juga soal pekerjaan. Tapi tentang Indonesia---negeri yang katanya elok, tapi kini terasa sesak. Aku bukan siapa-siapa. Bukan ahli politik, bukan juga aktivis. Hanya warga biasa yang diam-diam merasa hancur melihat berita hari demi hari. Rasanya seperti menyaksikan rumah sendiri terbakar perlahan, sementara pemiliknya malah sibuk selfie di depan api.

Lalu aku bertanya pada diriku sendiri, "Masih bolehkah aku bersedih untuk negeriku?" Di tengah era sinisme, apatisme, dan candaan atas tragedi---ternyata, jawabannya: masih. Bahkan harus. Maka kutulis surat ini, sebagai bentuk kecil dari cinta yang belum padam.

Indonesia,
aku bukan siapa-siapa.
Bukan pemilik panggung,
bukan penyusun kebijakan,
bukan pula suara lantang di jalanan.

Aku cuma seseorang yang duduk memandangi langit pagi,
sambil bertanya-tanya:
Apakah engkau masih baik-baik saja?

Berita demi berita menampar wajahku,
isu demi isu menyesakkan dada---
korupsi, intoleransi, kehilangan arah...
seperti kapal yang tetap melaju,
meski nahkodanya entah di mana.

Tapi aku belum ingin berhenti berharap.
Karena di balik semua luka itu,
aku masih melihat senyum anak sekolah,
pedagang yang tetap jujur,
tetangga yang tetap saling sapa,
dan doa-doa dari masjid, gereja, pura, vihara...
yang naik ke langit dengan nama-Mu yang satu.

Indonesia,
biarlah hari ini aku menangisimu dalam diam.
Biarlah kesedihanku jadi bagian dari cintaku---
karena mencintaimu tak harus dengan teriak,
tapi cukup dengan tak menjadi beku
saat nurani ini memanggil namamu.

Aku tidak ingin jadi pahlawan,
aku hanya tidak ingin jadi apatis.
Biarlah tulisan ini jadi saksi,
bahwa aku pernah peduli,
dan semoga esok...
aku bisa bangkit kembali.

Infografis. Dokpri made by AI
Infografis. Dokpri made by AI

Penutup:

Barangkali, ini bukan sekadar tulisan. Ini doa.
Untuk Indonesia yang sedang luka.
Untuk hati-hati yang masih mau peduli.
Dan untuk diriku sendiri---yang meski sering kehilangan arah,
masih ingin menjadi bagian dari mereka yang tidak menyerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun