Meskipun sunnatullah adalah hukum Tuhan yang pasti berlaku, banyak orang justru melupakannya atau bahkan tidak menyadarinya. Ada beberapa alasan utama mengapa hal ini terjadi:
1. Lebih Fokus pada Ritual daripada Esensi
Banyak orang lebih sibuk menjalankan ritual agama tanpa memahami prinsip dasar yang mendasarinya. Mereka mungkin rajin beribadah, tetapi mengabaikan hukum-hukum alam yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Contohnya, seseorang yang berdoa agar sukses tetapi tidak berusaha keras dan disiplin dalam pekerjaannya, padahal sunnatullah menuntut kerja keras untuk mencapai hasil.Â
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." (QS. Ar-Ra'd: 11)
Sayangnya, ada yang lebih rajin berdoa daripada bekerja, berharap keajaiban turun dari langit tanpa usaha. Kalau begitu caranya, mungkin yang akan turun malah tagihan listrik.
2. Budaya dan Tradisi yang Menutupi PemahamanÂ
Sering kali, ajaran agama dipahami melalui kacamata budaya dan tradisi yang diwariskan turun-temurun. Ini menyebabkan orang lebih patuh pada kebiasaan yang sudah ada dibandingkan memahami esensi ajaran yang sebenarnya. Akibatnya, pemahaman tentang sunnatullah tergeser oleh dogma yang belum tentu benar. Seperti ungkapan Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah:
"Kebiasaan yang berlangsung lama dalam suatu masyarakat dapat menggantikan logika dan pemahaman yang seharusnya berlandaskan ilmu dan akal sehat."
Padahal, ada yang lebih takut melanggar 'pantangan nenek moyang' daripada melanggar hukum Tuhan yang jelas-jelas nyata.