Mohon tunggu...
Pekik Aulia Rochman
Pekik Aulia Rochman Mohon Tunggu... Petualang Kehidupan Dimensi Manusia yang diabadikan dalam https://theopenlearner333.blogspot.com/

I can't do anything, I don't know anything, and I am nobody. But, I am An Enthusiast in learning of anything.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Sunnatullah: Hukum Tuhan yang Tak Bisa Dinego

13 Februari 2025   18:15 Diperbarui: 13 Februari 2025   18:15 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun sunnatullah adalah hukum Tuhan yang pasti berlaku, banyak orang justru melupakannya atau bahkan tidak menyadarinya. Ada beberapa alasan utama mengapa hal ini terjadi:

1. Lebih Fokus pada Ritual daripada Esensi

Banyak orang lebih sibuk menjalankan ritual agama tanpa memahami prinsip dasar yang mendasarinya. Mereka mungkin rajin beribadah, tetapi mengabaikan hukum-hukum alam yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Contohnya, seseorang yang berdoa agar sukses tetapi tidak berusaha keras dan disiplin dalam pekerjaannya, padahal sunnatullah menuntut kerja keras untuk mencapai hasil. 

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." (QS. Ar-Ra'd: 11)

Sayangnya, ada yang lebih rajin berdoa daripada bekerja, berharap keajaiban turun dari langit tanpa usaha. Kalau begitu caranya, mungkin yang akan turun malah tagihan listrik.

2. Budaya dan Tradisi yang Menutupi Pemahaman 

Sering kali, ajaran agama dipahami melalui kacamata budaya dan tradisi yang diwariskan turun-temurun. Ini menyebabkan orang lebih patuh pada kebiasaan yang sudah ada dibandingkan memahami esensi ajaran yang sebenarnya. Akibatnya, pemahaman tentang sunnatullah tergeser oleh dogma yang belum tentu benar. Seperti ungkapan Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah:

"Kebiasaan yang berlangsung lama dalam suatu masyarakat dapat menggantikan logika dan pemahaman yang seharusnya berlandaskan ilmu dan akal sehat."

Padahal, ada yang lebih takut melanggar 'pantangan nenek moyang' daripada melanggar hukum Tuhan yang jelas-jelas nyata.

Foto ilsutrasi Santet dari cnnindonesia.com. Sumber asli: (iStockphoto/VeraPetruk)
Foto ilsutrasi Santet dari cnnindonesia.com. Sumber asli: (iStockphoto/VeraPetruk)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun