Mohon tunggu...
Fauzan Alfaz
Fauzan Alfaz Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Minat di bidang keolahragaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sebuah Keberagaman Metode Kegiatan Belajar Mengajar

11 Desember 2022   16:30 Diperbarui: 11 Desember 2022   16:33 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama     : Achmad Fauzan Alfaz
Nim       : 210631607717

Tugas Akhir Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran

Berdasarkan analisis yang telah saya lakukan terkait fenomena aktifitas pembelajaran dilingkup kampus Universitas Negeri Malang, pihak kampus  menyatakan bahwa dalam memperhatikan perkembangan untuk mencegah merebaknya kasus Covid-19 menjadi fokus utama, terkait dengan perkuliahan Semester Genap 2021/2022 perlu dilakukan dengan kebijakan seperti perkuliahan luring untuk D3 dan S1 yang semula diikuti oleh 100% peserta, diubah menjadi 50% dari kapasitas kelas. Dengan ketentuan ini, mahasiswa yang tidak mengikuti perkuliahan secara luring, beralih melaksanakan kegiatan perkuliahan secara daring, pada saat perkuliahan luring berlangsung.

Pembelajaran berupa metode pelaksanaan pembelajaran secara daring selama masa pandemi memiliki dampak positif dan negatif bagi siswa. Menurut Oktavian dan Aldya (2020) dampak positif ketika dilaksanakan daring dapat menjadikan kegiatan belajar lebih efektif. Hal tersebut dapat terlaksana ketika mampu sesuai dengan komponen yang telah ditentukan. Beberapa komponen penting dalam kegiatan belajar berupa diskursif, adaptif, interaktif, dan reflektif. Melalui komponen itu akan terciptanya lingkungan yang baik ketika mampu mengaplikasikan dalam pembelajaran. Selain itu, pembelajaran daring dapat menjadi solusi tetap berlangsungnya kegiatan belajar meskipun di masa pandemi. Sedangkan, dampak negatif dari daring yaitu kurangnya interaksi antara siswa dan pengajar menjadi dampak yang cukup terlihat karena media online memiliki keterbatasan sosial ketika digunakan. Kemudian,  akses terkendalanya internet menjadi permasalahan besar pada saat pembelajaran online dilaksanakan.

Menurut Affandi dkk (2013) berbagai macam metode dalam pembelajaran dapat diterapkan sesuai dengan kondisi yang terjadi. Setiap metode memiliki sebuah dasar masing-masing berupa tujuan, kelebihan, dan kekurangan. Dengan adanya keberagaman dalam metode belajar menciptakan metode sesuai dengan harapan. Metode-metode pembelajaran yaitu secara daring, hybrid, dan tatap muka. Metode tersebut dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada. Dalam menyampaikan strategi pembelajaran diartikan sebagai rangkaian tentang pemikiran dalam sebuah pembelajaran.

Menurut Triyono dkk (2021) dalam penerapan model pembelajaran hybrid learning terdapat faktor-faktor pendukung yaitu alat penunjang pembelajaran yang sudah dimiliki siswa dan guru dalam pembelajaran mulai dari smart phone, gadget, laptop dan juga koneksi internet yang dibutuhkan. Dukungan dari sekolah dan wali murid menjadikan pembelajaran ini berjalan dengan baik. Dalam pembelajaran ini pun juga memiliki banyak faktor penghambat yang terjadi saat penerapan model pembelajaran hybrid learning. Kurikulum pembelajaran yang belum di bentuk dengan baik. Komunikasi antar guru dan siswa semakin berkurang karena waktu tatap muka yang lebih sedikit. Siswa pun menjadi lebih malas, kreativitasnya berkurang dan menjadikan kedisiplinan siswa menjadi berkurang. Oleh sebab itu, pembelajaran dengan model hybrid learning dinilai kurang efektif dari sudut pandang siswa dan guru melalui penelitian ini. Pembelajaran ini butuh banyak penyempurnaan dan juga kajian bersama para ahli. Tetapi penerapan pembelajaran ini dapat membantu di saat pandemi covid-19 ini dikarenakan model pembelajaran ini membagi aktivitas siswa di rumah 75% dan di sekolah 25%.

Menurut Rosmana dkk (2022) pembelajaran tatap muka terbatas adalah salah satu solusi yang diberikan oleh KEMENDIKBUD mengenai pembelajaran di era pandemi dikarenakan interaksi antar individu dibatasi demi mengurangi rantai penyebaran COVID-19. Dalam melaksanakan PTM terbatas, sekolah diharuskan memenuhi syarat-syarat yang sudah diberikan oleh KEMENDIKBUD. Perintah pelaksanaan PTM disampaikan melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03/KB/2021, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/4242/2021, Nomor 440-717 Tahun 2021 tentang Panduan Pembelajaran di Masa Pandemi Corona virus Disease 2019 (COVID-19) atau yang disebut sebagai Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri. Tidak semua sekolah melaksanakan PTM tetapi masih terdapat yang melaksanakan kegiatan belajar secara dalam jaringan (daring). dalam pelaksanaan PTM terbatas sekolah memiliki kebijakan masing-masing, seperti sistem kehadiran siswa. Dalam kehadiran peserta di sekolah terdapat beberapa cara, antara lain: berdasarkan nomor absen serta tanggal, kemudian berdasarkan perizinan dari orang tua peserta didik, dan
dibagi menjadi 2 sesi baik sesi pagi maupun sesi siang.

Dalam pelaksanaan PTM terbatas ini terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang dapat dirasakan seperti tenaga pendidik yang lebih mudah dalam menyampaikan materi. Selain itu juga orang tua tidak perlu mendampingi anaknya seperti waktu pembelajaran jarak jauh. Dan para peserta didik bisa untuk berinteraksi secara langsung bersama teman serta gurunya. Kekurangan dari pelaksanaan PTM terbatas banyak dirasakan oleh peserta didik diantaranya: singkatnya waktu dalam kegiatan belajar mengajar, bagi peserta didik yang mendapatkan waktu belajar secara daring terdapat kesulitan pada jaringan, kemudian sarana pembelajaran yang kurang mewadahi, serta kurangnya pengawasan dan fasilitas dalam menjaga protokol kesehatan. Adapun dampak terbesar dalam pelaksanaan PTM terbatas yaitu ditemukan peserta didik atau anggota staff sekolah yang terpapar virus COVID-19. Hal tersebut menyebabkan sekolah terpaksa kembali melaksanakan pembelajaran secara dalam jaringan (daring). Namun, dari hasil survei yang kami dapati peserta didik lebih menyukai pembelajaran full PTM (Rosmana dkk, 2022).

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil analisis yang telah saya lakukan terkait fenomena pembelajaran di Universitas Negeri Malang, menggunakan berbagai macam metode didalamnya. Hal tersebut menunjang kelangsungan pembelajaran meskipun dilaksanakan secara online karena dampak pandemi. Kemudian, inovasi baru muncul berupa metode hybrid learning, dengan model pembelajaran yang  membagi aktivitas siswa di rumah 75% dan di sekolah 25%. Setelah itu, pada saat pandemi sudah mulai reda terciptanya metode baru yaitu PTM (Pertemuan Tatap Muka) terbatas yang memudahkan tenaga pendidik lebih mudah menyampaikan materi. Oleh karena itu, adanya inovasi baru dapat memberikan sebuah solusi untuk keberlangsungan dunia pendidikan.
 
 
 
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, M., Chamalah, E., Wardani, O. P., & Gunarto, H. (2013). Model dan metode pembelajaran. Semarang: Unissula.
Oktavian, R., & Aldya, R. F. (2020). Efektivitas pembelajaran daring terintegrasi di era pendidikan 4.0. Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, 20(2).
Rosmana, P. S., Iskandar, S., Saputro, D. T., Dewi, R. A., & Aulia, S. N. (2022). Evaluasi Program Pembelajaran PTM Terbatas. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 4(2), 129-134.
Triyono, M. G., & Dermawan, D. A. (2021). Analisis Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Hybrid Learning Di Smk Negeri 2 Surabaya. IT-Edu: Jurnal Information Technology and Education, 6(1), 646-656.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun