Mohon tunggu...
fauny hidayat
fauny hidayat Mohon Tunggu... wiraswasta -

swasta, independen, tak punya afiliasi ke partai politik manapun

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

"Taqwa dan Pikatan Menjadi Kaya Raya"

25 April 2017   13:20 Diperbarui: 25 April 2017   22:00 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagian dalam sebuah masjid (dokpri)

//Bahaya Pikir Sesat dan Sengaja Disesatkan Untuk Radikalisme Umat

Saya, pasti juga anda yang ikut atau diajak ikut di dalam sebuah WA Group (WAG), sering sekali mendapatkan copy paste, sharing, berupa tausiyah, renungan, yang dianggap baik, bermanfaat, menyegarkan atau memberi motivasi yang disebar dan tersebar luas melalui WAG yang ada. Beberapa tentu saja asyik dan enak dibaca. Beberapa menjengkelkan. Bahkan, hoax atau berita bohong.

Sebagai salah satu pengguna jasa medsos, atau WA/WAG, tentu kita bisa bersikap aktif, pasif dan atau membiarkan saja itu berselewaran sebagaimana karekteristik alam maya yang borderless.

Terus terang, saya lebih banyak cuek saja. Jarang sekali ikut men-share atau menyebarkannya kembali di WAG lain atau melalui jalur alam maya lain seperti facebook, twitter, Instagram, dan lainnya.

Tapi dalam beberapa hal sungguh ada yang mengganggu pikiran saya. Mungkin karena efek Pilkada DKI Jakarta yang “membangkitkan” selera soal pemimpin muslim dan pemimpin non-muslim. Agama, sekali lagi, membawa efek yang dahsyatullah!

Ketergangguan saya soal yang “sederhana” itu: postingan, sharing atau copypaste di WAG2 soal agama (Islam). Bahkan, dengan mengutip ayat2, hadist atau perkataan ulama2 besar. Beberapa tentu saja saya merasa oke dan sependapat dengan postingan2 itu. Tapi, seringkali justru yang saya rasakan adalah: bangkitnya gairah berislam yang diisi dengan fanatisme dan –dalam beberapa hal—cenderung fanatisme “buta”, berfikiran eksklusif, seakan-akan mau benar sendiri dan menghakimi pendapat yang berbeda adalah keliru total, dan radikal.

Contohnya, baru saja saya dapat postingan seperti berikut ini.

SAUDI VERSUS INDONESIA

Secara akal, dari segi wilayah, Indonesia sepuluh kali lipat lebih luas dari Saudi

Dari segi kekayaan alam, Indonesia punya apel, asem,  belimbing wuluh, cermai, dukuh, enau, flamboyan, gandaria, honje, kecapi, labu, mangga, nanas, okra, pisang, quince, rambai, sirsak, terong ungu, vanilla, wuni, pepaya, pala, alpukat, jambu, jeruk, bangkuang, semangka, nangka, duren, dan ribuan buah lainnya

Saudi, hanya punya buah kurma

Indonesia, sepanjang mata memandang ijo royoroyo, menghampar pohon yang rindang, kayu yang kuat, dan sayur mayurnya

Saudi, sepanjang mata memandang kering kerontang, gersang, berdebu berbatu-batu

Indonesia, di bawah bumi ada minyak bumi, gas, batubara, nikel, perak, tembaga, alumunium, timah, besi, emas dan intan

Saudi, hanya punya minyak bumi

Indonesia, di atas bumi ada minyak kelapa, minyak sawit, minyak jagung, dan minyak kedelai, minyak orang-aring, minyak jelantah apalagi,

Saudi, hanya punya minyak zaitun Bro....

Indonesia, sepanjang tahun cuaca segar

Saudi, musim panas membakar kulit, musim dingin meremukkan tulang

Indonesia punya ayam, bebek, burung, puyuh, merak, kijang, kambing, sapi, kerbau, gurame, lele, ikan mas, belut, dan mujair

Saudi, hanya punya kambing, sapi dan unta

Indonesia, punya 17ribu pulau

Saudi, gak punya satu pulau pun

Indonesia, dikelilingi lautan penuh ikan, kerang, kepiting, rumput laut dan mutiara

Saudi, hanya secuil sambungan dari Laut Merah

Kenapa Saudi yang penduduknya sedikit kaya raya?

Kenapa Saudi yang wilayahnya kecil kaya raya?

Kenapa Saudi yang hanya punya pohon kurma kaya raya?

Jawabnya adalah ketika adzan berkumandang...

Lihatlah...

Dimana petani Indonesia ketika adzan berkumandang dan dimana petani Saudi ketika adzan berkumandang

Dimana pedagang Indonesia ketika adzan berkumandang dan dimana pedagang Saudi ketika adzan berkumandang

Dimana pejabat Indonesia ketika adzan berkumandang dan dimana pejabat Saudi ketika adzan berkumandang

Seharusnya /Indonesia lebih makmur dari Saudi, secara akal fikiran.

Tapi karena Indonesia, tidak ada keberkahan maka walaupun gemah ripah, alamnya kaya raya, ijo royoroyo penduduknya miskin dan berhutang....

Saudi, walaupun negerinya kering kerontang dan gersang tapi penduduknya kaya raya dan bisa memberi hutang.....

Dan Indonesia makin tepuruk dan nyaris terkutuk lantaran meninggalkan sholat tepat waktu dan berjamaah

Hayo bangkit saudaraku...

Back to masjid

Lihat Saudi...

Masjidnya makmur....

Rakyatnya makmur....

Apa engkau tidak melihat?!....

Turki mulai bangkit dan makmur karena warganya kini sholat berjamaah di mesjid

Alloh SWT berfirman :

وَأْمُرْاَهْلَكَبِالصَّلٰوةِوَاصْطَبِرْعَلَيْهَا   ؕ لَانَسْئَلُكَرِزْقًا   ؕ نَحْنُنَرْزُقُكَ   ؕ وَالْعَاقِبَةُلِلتَّقْوٰى

"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat (tepat waktu) dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya (berjamaah di mesjid). Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan akibat (sholat seperti) itu adalah kebaikan (karunia, rezeki, keberkahan, ampunan, dan pahala) bagi orang yang bertakwa".(QS. Thaahaa : 132)

Ayo mulai saat ini kita niatkan bersama-sama ajak saudara laki-laki muslim kita untuk jaga Sholat 5 waktu tepat waktunya dan berjamaah di Masjid

Bila anda Muslim, Share Agar Indonesia menjadi negara yang kaya raya  disebabkan dari Ketaqwaan Rakyatnya

Aamiin Yaa Rabbal'Aalamiin.

Sepintas postingan diatas adalah benar belaka. Ajakan pada kebaikan, ketakwaan dan solat berjamaah dengan meramaikan masjid. Membandingkan Indonesia dengan Arab Saudi. Indonesia sebenarnya kaya tapi kenyataannya miskin; sedangkan Arab Saudi benar-benar kaya sesuai kenyataannya.

Padahal kalau kita mau mengeluarkan energi sedikit saja dengan membaca dan mempelajari bacaan dari sumber-sumber yang tepercaya, kita akan segera tahu apa yang sebenarnya membuat Arab Saudi sebagai negara yang dikategorikan “kaya raya”.

Membaca postingan model diatas, membuat saya mencoba mempertanyakan beberapa hal.

Pertama, apakah benar “taqwa” membuat umat atau suatu bangsa menjadi “kayaraya”? Kedua, apakah ketaqwaan dalam berislam itu membuat suatu bangsa dimana umat itu berdiam (seperti umat Islam Indonesia) bisa membuat negara itu kayaraya? Ketiga, apakah “semudah” itu membuat suatu bangsa kaya raya? Dalam bentuk lain: instantankah kekayarayaan itu, misal cukup hanya dengan taqwa otomatis = kaya raya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun