Mohon tunggu...
Fatur Rahman
Fatur Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Electrical Engineering of Lampung University

Take a chance, Take a challange, Make it Easy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Solar Photovoltaic dan Radiasi Mataharinya

26 Februari 2022   23:25 Diperbarui: 26 Februari 2022   23:29 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paparan dari praktisi PLTS, Ing. Bagus Ramadhani, M.Sc. saat Pertemuan Zoom Gerilya Kementerian ESDM (22/2/22)

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber utama energi listrik. Solar Photovoltaic (PV) merupakan teknologi yang mampu mengubah energi yang dihasilkan sinar matahari menjadi energi listrik. Secara sederhana, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terdiri dari gabungan beberapa atau banyak jumlah PV untuk menghasilkan energi listrik.

 Tentu kita ketahui bersama jarak antara matahari dan bumi itu sangatlah jauh sekitar 147 juta kilometer. Dengan jarak tersebut, tentu sinar yang dipancarkan diatas dengan sinar yang diterima oleh PV akan berbeda.

Seperti halnya jika air yang jatuh dari ketinggian hingga sampai ke permukaan, kadar kejernihan air tentu akan berbeda, bisa disebabkan oleh udara yang kotor, sentuhan cairan yang lain, terkena benda-benda lain sehingga menyebabkan terganggunya aliran air yang bersih dari atas ke dasar permukaan dengan gangguan-gangguan tersebut atau yang sejenisnya.

Sama halnya dengan intensitas cahaya matahari yang diterima oleh panel surya atau PV, akan ada juga hal-hal yang mengganggu jalannya pencahayaan matahari ke PV. Misalnya, partikel-partikel yang ada di udara dan cuaca di suatu tempat akan mempengaruhi irradiance yang dihasilkan pada sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Penasaran apa saja yang mempengaruhi radiasi matahari pada solar PV? Yuk simak penjelasannya!

Pertama, yaitu posisi atau lokasi daerah penempatan panel surya. Setiap daerah atau negara tentu memiliki posisi yang ideal dan tidak ideal dalam penempatan panel surya. Misalnya kita berada di daerah equator bandingkan dengan kita berada di daerah bumi bagian utara pasti posisi matahari akan berbeda. Matahari akan terus berputar mengelilingi bumi dan penyinaran panel surya oleh matahari tentu akan berbeda. Kalau equator mungkin atau hampir sama antara utara atau selatan. Jadi, jika kita arahkan solar cell nya ke bagian utara atau selatan perbedaannya tidak terlalu signifikan. Walaupun masih lebih baik kalau kita ada di selatan kemudian kita arahkan PV nya ke utara.

Namun, jika kasusnya kita jauh diatas equator, misalnya negara jerman dan denmark, biasanya pasti akan lebih baik PV ini dihadapkan ke arah selatan, karena matahari akan selalu beredar di bagian selatannya. Maka dari itu, lokasi ini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi radiasi matahari terhadap PV yang akan digunakan.

Lalu yang kedua adalah waktu. Setiap negara memiliki waktu yang berbeda. Jangankan antar negara, Indonesia yang masih dalam satu negara pun memiliki tiga waktu wilayah yang berbeda, yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia Timur (WIT). Begitupun perbedaan waktu antar negara. Setiap pergantian bulan pasti posisi matahari juga akan berubah dan berpindah. Matahari tidak akan selalu menetap di tempatnya. Dia akan berputar mengelilingi bumi sesuai dengan waktu-waktunya. Idealnya, posisi matahari dimana kemudian kita ikuti untuk menentukan azimuth dari PV yang akan digunaan

Secara sederhana, azimuth merupakan arah hadap atau arah orientasinya. Orientasinya bisa menghadap timur, selatan, barat, ataupun utara. Dan juga kenapa setiap daerah itu berbeda, karena ada perputaran dari bumi itu sendiri dan bumi juga berotasi dengan 23.5. Untuk waktu Indoesia sendiri biasanya paling tinggi atau waktu di tengah-tengah equator sekitar bulan-bulan maret.

Kemudian yang ketiga adalah cuaca. Adanya perubahan intensitas curah hujan juga mempengaruhi radiasi matahari yang diterima oleh PV. Semakin tinggi intensitas cahaya matahari yang dihasilkan akan semakin besar juga irradiance yang diterima. Perubahan cuaca menjadi salah satu faktor penentu terhadap keefektifan PV dalam menerima energi.

Keempat adalah geometry. Dalam hal ini kita dikenalkan dengan sun angle atau sudut matahari. Semakin tinggi sun angle akan semakin baik. Ada juga yang disebut shading analysis. Shading merupakan bayangan. Dalam pemasangan modul PV tentu tidak terlepas dari bayangan objek yang ada di sekitar, misalnya pepohonan, bangunan lain atau benda mati lainnya. Modul PV sangat sensitif terhadap shading (bayangan). Ketika bagian kecil dari panel surya dinaungi oleh pepohonan atau benda mati lainnya maka akan berdampak pada output daya yang dihasilkan dari panel akan menurun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun