Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Karakter Anak Bangsa untuk Meraih Masa Depan yang Lebih Cerah

8 Desember 2022   14:03 Diperbarui: 8 Desember 2022   14:15 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan tanda globalisasi (Iptek). Dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sungguh luar biasa. Selain membawa dampak yang menguntungkan, perkembangan iptek ternyata menimbulkan sejumlah persoalan negatif, terutama dekadensi moral, atau kemerosotan moralitas di kalangan generasi bangsa.

Kekuatan bangsa dalam kemampuannya bertahan dan bersaing dalam gempuran globalisasi yang semakin meningkat adalah generasi milenial, generasi penerus bangsa. Orang-orang yang lahir antara tahun 1980 dan 2000 merupakan generasi milenial yang kadang juga disebut sebagai generasi Y. Hal ini menandakan bahwa generasi muda yang berusia antara 17 hingga 37 tahun dikenal sebagai generasi milenial. Menurut data, 81 juta dari 255 juta orang yang tercatat tinggal di Indonesia merupakan generasi milenial, atau mereka yang berusia antara 17 hingga 37 tahun. nomor kecil. Padahal, jumlah yang besar ini merupakan modal Indonesia untuk pembangunan dan perbaikan.

Aspek kejahatan dunia maya yang paling memprihatinkan akhir-akhir ini adalah pertumbuhan pesat situs-situs porno yang sangat vulgar. Saat terhubung ke jaringan, diperkirakan 60% dari 1 miliar pengguna internet dunia mengakses situs-situs porno.

Temuan sebuah studi tahun 2007 yang diterbitkan dalam Statistik Pornografi oleh ahli komputer Jerry Ropalato mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa akses ke situs web pornografi paling tinggi di antara mereka yang berusia 18 hingga 24 tahun, tertinggi di antara mereka yang berusia 25 hingga 34 tahun, tertinggi di antara mereka yang berusia 35 hingga 44 tahun, tertinggi di antara mereka yang berusia 35 hingga 44 tahun. di antara mereka yang berusia 45 hingga 54 tahun, tertinggi di antara mereka yang berusia 20,32 persen, dan tertinggi di antara mereka yang berusia 55 tahun ke atas.

Riset Jerry Ropalato juga menunjukkan bahwa 372 orang memasukkan kata sandi untuk situs web porno setiap detik, beberapa di antaranya menyasar anak-anak dan remaja. Mayoritas orang yang mengakses situs pornografi berusia antara 15 dan 17 tahun, dengan rata-rata usia 11 tahun.

Sehubungan dengan hal tersebut, Komisi Keamanan Anak Muda (KPA) mengarahkan penelitian terhadap 4.500 remaja di 12 komunitas perkotaan besar di Indonesia pada tahun 2007. Fakta bahwa 97% responden survei KPA menyatakan bahwa mereka pernah menonton adegan pornografi sangatlah mengejutkan. Akibatnya, sebanyak 93,7% responden melaporkan melakukan hubungan seks oral, oral, dan kiss, dan 62,7 persen siswa SMP melaporkan melakukan hubungan seks. Data tersebut sangat mengejutkan, sebanyak 21,2% siswa sekolah menengah mengakui bahwa mereka pernah mengalami pemutusan hubungan kerja lebih awal.


Internet juga berkontribusi terhadap peningkatan jumlah serangan seksual terhadap anak-anak. Misalnya, banyak kasus pelecehan seksual di Provinsi Aceh. Menurut Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak, terdapat 39 kasus kekerasan pada tahun 2015, 208 kasus pada tahun 2016, dan 291 kasus pada tahun 2017. Sesuai bentuknya, substansi eksplisit yang muncul di web merupakan unsur dominan bagi pelaku. dalam melakukan pelanggaran seksual terhadap remaja.

 Akses ke internet adalah bagian dari generasi milenial. Oleh karena itu, bukan tidak mungkin mereka juga menjadi penggemar situs-situs pornografi di internet. Dengan kata lain, maraknya pornografi online mengharuskan penerapan kebijakan untuk menyaring informasi, termasuk pornografi online, untuk menjaga moral generasi penerus bangsa dan masa depan kita.

Generasi milenial tidak akan terhanyut oleh derasnya arus globalisasi yang sulit dihentikan jika memiliki karakter yang kuat. Pendidikan karakter, atau penanaman karakter melalui pendidikan, merupakan salah satu cara untuk memecahkan persoalan pelik yang dihadapi anak-anak zaman sekarang. Karakter yang kuat akan menjadi filter dalam menerima informasi dari internet yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan generasi milenial saat ini.

Menurut artikel yang diterbitkan Antara pada 6 Maret 2018, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyatakan, "Untuk mempersiapkan generasi milenial menghadapi tantangan ke depan, yang terpenting adalah mengelola karakter." Sudut pandang ini menjelaskan bahwa modal terpenting untuk mempersiapkan generasi milenial menghadapi tantangan masa kini adalah manajemen karakter.

Instruksi karakter memiliki tiga kemampuan mendasar. Pertama, mari kita bicara tentang peran pembentukan dan pertumbuhan potensial. Potensi siswa untuk berpikir baik, berakhlak mulia, dan bertindak sesuai dengan falsafah Pancasila dibentuk dan dikembangkan melalui pendidikan karakter. Kedua, fungsi perbaikan dan penguatan. Pendidikan karakter memperkuat peran keluarga, sistem pendidikan, masyarakat, dan pemerintah dalam memberikan kontribusi bagi pengembangan potensi warga negara dan membangun bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera. Ketiga, fitur penyaringan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun