Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggunakan Gadget dengan Bijak di Masa Sekarang

28 November 2022   21:36 Diperbarui: 28 November 2022   22:03 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengapa kita dituntut untuk cerdas dalam menggunakan gadget? Bagaimana cara mengaturnya? Saat ini, gadget adalah barang yang dimiliki dan digunakan hampir semua orang, tanpa memandang usia, pendidikan, maupun latar belakang sosial. Barang-barang ini adalah bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang dan digunakan oleh orang-orang dari segala usia. 

Seseorang dapat memiliki banyak gadget; mulailah dengan dirimu sendiri; Pernahkah Anda menghitung jumlah gadget yang Anda miliki? Apa yang terjadi? Wajar saja karena manfaat yang diberikan gadget bagi kehidupan kita sehari-hari, seperti: sebagai sarana hiburan, akses informasi, dan sarana komunikasi. penggunaan gadget memiliki efek positif dan negatif, antara lain sebagai berikut: tidak sensitif secara sosial, melakukan aktivitas yang mengganggu, merusak mata, dan beberapa hal lainnya. 

Jika ini berdampak negatif pada kita orang dewasa, kita hanya bisa membayangkan bagaimana hal itu akan memengaruhi anak-anak kita, yang telah terpapar teknologi sejak usia muda. 

Secara alami, sebagai orang tua dan orang dewasa yang berinteraksi dengan anak-anak dan menjadi panutan bagi mereka, pertama-tama kita harus mulai mengontrol penggunaan teknologi kita sendiri sebelum kita dapat melakukannya. bimbing anak kita dalam melatih pengendalian diri. Kita harus memperhatikan tiga POIN BELAJAR berikut agar dapat mengendalikan gadget agar penggunaannya tetap bermanfaat bagi kita: Kelola Penggunaan, Tetapkan Tujuan, dan Pahami Penggunaannya

A. PAHAMI CARA MENGGUNAKAN APLIKASI Manfaatkan aplikasi Digital Wellness, juga dikenal sebagai Google Digital Wellbeing. Dengan aplikasi ini, kita dapat melihat berapa banyak waktu yang kita habiskan menggunakan aplikasi kita. Aplikasi mana yang paling banyak mengirimkan notifikasi, serta frekuensi penggunaan ponsel kita.

 Dengan ini, kita juga dapat melacak berapa banyak waktu yang dihabiskan anak-anak kita belajar online atau bermain game.agar kita bisa memberikan bukti nyata ketika kita menegur anak-anak kita atas waktu yang mereka habiskan untuk menggunakan gadget.

Di masa pandemi seperti ini, tentunya anak muda dan remaja menggunakan gawai sebagai media pembelajaran berbasis web. Namun, apakah anak dan anak remaja menggunakan teknologi dengan tepat sepulang sekolah?Pengertian cara menggunakan gadget sangat penting bagi anak-anak dan remaja.Smartphone, iPad, laptop, dan gadget lainnya adalah contohnya.

Tentu saja, ada efek positif dan negatif yang terkait dengan penggunaan teknologi oleh anak dan remaja .Efek positifnya antara lain menambah pengetahuan, memudahkan untuk mendapatkan informasi terkini melalui internet, membina persahabatan lintas jarak dan waktu, serta mendukung pendidikan. al usaha.Risiko paparan radiasi, kecanduan, kurangnya pemahaman pelajaran, kemungkinan penyalahgunaan internet, dan berkurangnya sifat sosial adalah beberapa efek negatif. 

Namun, pada kenyataannya, beberapa dari mereka menunjukkan bahwa kejahatan online dilakukan oleh anak-anak dan remaja. Kemungkinan eksploitasi internet merupakan salah satu dampak negatif dari gadget. Cyberbullying dapat terjadi pada anak-anak dan remaja yang menggunakan internet dengan cara yang tidak tepat.

Pelecehan, ancaman, penghinaan, dan ejekan adalah semua bentuk cyberbullying. Media yang sering digunakan dalam cyberbullying adalah Line, Instagram, Twitter, Facebook, dan Whatsaap.Flaming (argumen online yang melibatkan kemarahan dan bahasa vulgar), Harrassment (berulang kali mengirimkan pesan yang kejam dan menghina), Denigration (membuat rumor palsu untuk merusak hubungan korban cyberbullying), dan Outing (menyebarkan rahasia, informasi, atau gambar yang mempermalukan orang lain secara online) adalah contoh-contoh cyberbullying. Kajian "Keamanan Kewarganegaraan Digital pada Anak dan Remaja di Indonesia" bertujuan untuk memberikan informasi penting tentang cara kelompok usia ini menggunakan media sosial dan teknologi digital, serta motivasi mereka dalam menggunakan media sosial. Hal ini juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara aktivitas online dan offline. Batasi waktu layar. Pilih konten berkualitas tinggi. 

Tetapkan batasan atau aturan saat menggunakan gadget. Temukan aktivitas alternatif. Minta orang tua untuk mengingatkan orang tua tentang batasan atau menemani mereka. Merencanakan cara menyelesaikan tugas.komunikasi tersebut dan bahaya yang mungkin mereka hadapi di dunia digital.UNICEF didorong untuk bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Berkman Center for Internet and Society di Universitas Harvard untuk melakukan survei komprehensif tentang digital perilaku generasi muda di Indonesia, dimana kepemilikan ponsel mencapai 84% dari populasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun